Hati-hati! Mobil Listrik Makin Banyak, Pokoknya Jangan Sampai Kebakaran

Ridwan Arifin - detikOto
Jumat, 18 Agu 2023 10:40 WIB
Ilustrasi mobil listrik terbakar Foto: CBC News
Jakarta -

Investigator senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan menyebut penangan mobil listrik berbasis battery electric vehicles (BEV) masih menjadi pekerjaan rumah (PR). Dunia belum menemukan penanganan yang tepat saat mobil listrik terbakar.

"(Mobil listrik terbakar) beda, itu tipe D, jadi yang terbakar itu adalah logam. Kita jujur aja belum ada alat pemadam kebakaran untuk lithium, Tesla juga masih belum," ujar Ahmad Wildan di ICE BSD Tangerang, Banten, Rabu (16/8/2023).

Kendaraan yang terbakar tak bisa serta-merta disiram atau disemprot air untuk memadamkan api. Bahkan pada sejumlah kasus di luar negeri, menyiramkan air ke mobil listrik yang terbakar justru tak berdampak apa-apa.

"Jadi di beberapa negara ketika terjadi kebakaran kendaraan listrik dia dimasukkan kolam air. Sudah biarkan saja sampai habis di situ, karena terjadi proses berantai, jadi dalam box itu ada ribuan sel baterai, satu sel baterai mengalami thermal runaway, dia akan menimbal-nimbal terus, itu nggak akan padam sebelum itu habis semua," ujar dia.

Solusi untuk menangani kebakaran mobil listrik saat ini adalah dengan menjauhkan mobil itu dari kendaraan lain.

"Sementara ini dilokalisir, kita belum punya alat pemadam yang efektif. Apa bentuknya apa? Kita belum tahu, foam nggak bisa, powder nggak bisa, air nggak bisa, sementara ini dicelup aja," kata dia.

"Proses kebakar terus menyala, sampai habis," sambungnya lagi.

Wildan menyebut Indonesia bukan satu-satunya negara yang belum siap menangani insiden kebakaran mobil listrik. Dia menyebut negara-negara maju yang populasi kendaraan elektriknya lebih banyak, mengalami masalah serupa.

"Jangankan Indonesia, dunia belum punya. Ini yang menjadi PR kita terhadap kendaraan listrik ketika terbakar, gimana cara memadamkannya," tambah Wildan.

Dikutip detikOto dari data Gaikindo, penjualan mobil listrik secara wholesales pada periode Januari-Juni 2023 mencapai 5.849 unit. Memang masih kecil dibandingkan total penjualan wholesales pada Semester pertama tahun 2023 yang mencapai 505.985 unit. Namun setidaknya angka penjualan mobil listrik itu menunjukkan tren positif.

PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), salah satu produsen yang bekerja sama dengan menghadirkan bus listrik TransJakarta, mengatakan sudah memiliki sistem pendeteksi jika terjadi kebakaran pada bus listrik. Pihaknya bahkan menempatkan petugas khusus jika sistemnya terjadi malfungsi.

"Di lapangan di TransJakarta ada tim reaksi cepat ketika terjadi kecelakaan. Kami sebagai APM, jika diperlukan emergency ada tim yang standby di area tertentu. Amit-amit terjadi bisa segera secepatnya diatasi," kata CCO PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, Ludiatmo dalam kesempatan yang sama.

"Ada tim dari TransJakarta selama bus beroperasi. Dia dilatih jika terjadi sesuatu dia yang akan membantu mematikan arus. Walaupun di dalam sistem juga sudah ada untuk mematikan arus. Tapi dia yang akan bertugas mematikan secara manual jika terjadi malfunction," jelasnya lagi.



Simak Video "Video: Mobil Listrik Polytron G3 dan G3+ Resmi Diluncurkan, Begini Tampangnya"

(riar/rgr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork