Industri otomotif mengalami peningkatan usai pemerintah memberikan relaksasi berupa insentif fiskal diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) di masa Covid-19. Menteri Keuangan Sri Mulyani kini melihat jalan pemulihan ekonomi di sektor otomotif sedang terjadi.
Sri Mulyani menjelaskan industri otomotif punya peran penting dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional maka dari itu stimulus untuk mendorong pertumbuhan pasar perlu diberikan.
"Industri otomotif adalah salah satu kunci yang masuk dalam program recovery ekonomi, khususnya di era pandemi. Di Indonesia, industri otomotif adalah salah satu tulang punggung manufaktur, punya dampak yang signifikan," kata Sri Mulyani pada seminar The 15th GAIKINDO International Automotive Conference (GIAC) yang berlangsung secara hybrid di Pameran Gaikindo Internasional Auto Show (GIIAS 2021), Selasa (16/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mendukung pertumbuhan otomotif, pemerintah memberi insentif fiskal berupa diskon 100 persen Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang berlaku sejak Maret, lalu diperpanjang hingga Desember 2021. Melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 120/PMK.010/2021, pemerintah memberikan diskon lanjutan untuk sejumlah kendaraan bermotor. Besaran diskon berkisar antara 25% sampai 100% berdasarkan jenis kendaraan bermotor.
"Industri otomotif juga punya banyak pekerja di dalamnya. Dengan meningkatnya varian Delta berdampak pada penjualan mobil," ungkap Sri Mulyani.
"Pemerintah memberikan insentif kepada industri otomotif. Khususnya untuk meningkatkan permintaan pasar. Kami menghapus 100 persen pajak mewah untuk segmen mobil yang populer. Pemerintah mengalokasi tiga triliun untuk meningkatkan permintaan pasar," tambah dia.
Berkat relaksasi tersebut industri otomotif diharapkan bisa mencetak rekor double digit.
"Berdasarkan hal itu pada kuartal terakhir bisa mencatatkan pertumbuhan double digit," ungkap Sri.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian membeberkan terjadi pertumbuhan yang memuaskan pada industri alat angkut.
"Dampak (penerapan relaksasi) PPnBM dari berbagai sektor adalah pertumbuhan industri alat angkut pada triwulan ketiga menunjukkan angka yang sangat memuaskan, yaitu 27,84 persen, di mana pertumbuhan dua digit dicetak oleh industri alat angkut selama dua triwulan berturut-turut," kata Agus.
Sri Mulyani menyebut industri otomotif saat ini bak menemukan secercah cahaya di ujung terowongan. Tahun lalu, pasar otomotif anjlok besar-besaran. Gabungan Asosiasi Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan otomotif pada 2020 hanya terdistribusi sebanyak 532.027 unit. Pada masa sebelum Covid berada di level 1 jutaan.
"Sekarang setelah keluar dari gelombang kedua, pasar industri otomotif seperti melihat cahaya di ujung terowongan," kata dia.
Ya masuk tahun 2021, penjualan mulai naik seiring berlakunya diskon PPnBM. Sepanjang Januari-September 2021 sudah terdistribusi 600 ribuan unit, sementara Gaikindo juga optimistis bisa naik ke angka 850 ribu unit.
Sri Mulyani juga menyoroti peluang lain yang bisa dimanfaatkan para pelaku otomotif di Tanah Air imbas pandemi Covid-19. Berbarengan dengan hadirnya perpanjangan diskon PPnBM, sebagian masyarakat cenderung lebih memilih membeli kendaraan pribadi ketimbang beralih ke moda transportasi publik.
"Pada era pasca COVID-19. Keamanan dan kebersihan hampir menjadi perhatian konsumen. Jadi transportasi umum dan share riding memiliki risiko tinggi terkena paparan. Wabah korona berimplikasi sangat besar bagi penduduk. Begitu banyak orang sekarang harus membeli kendaraan pribadi. Dan itulah mengapa ini bisa menjadi dorongan bagi industri otomotif," kata Sri Mulyani.
"Perubahan ini lebih cenderung permanen, di sana ada kesempatan yang sangat penting atau emas bagi industri otomotif untuk berkembang lebih jauh," jelas dia.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!