Survei: Masih Banyak Orang RI Ogah Pilih Mobil Listrik

Survei: Masih Banyak Orang RI Ogah Pilih Mobil Listrik

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 25 Jul 2019 15:12 WIB
Ilustrasi mobil listrik. Foto: Dadan Kuswaraharja
Tangerang - Indonesia mulai bersiap menuju era elektrifikasi kendaraan bermotor. Soalnya, kendaraan bermotor saat ini lebih banyak mengeluarkan emisi gas buang.

Sebelum memasarkan secara masih kendaraan elektrifikasi di Indonesia, beberapa pihak telah melakukan penelitian. Termasuk penelitian soal minat orang Indonesia terkait kendaraan listrik.

Riyanto, peneliti senior dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia mengatakan, pihaknya telah melakukan survei tahun kemarin kepada beberapa masyarakat. Pihaknya melibatkan responden dari pengguna mobil dan non-pengguna mobil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Responden ditanya soal minat terhadap kendaraan elektrifikasi. Hasilnya, mayoritas responden lebih memilih kendaraan bermesin konvensional.

"Hanya 43,10 persen yang memilih kendaraan elektrifikasi. Jadi ini kira-kira kalau dari psikologi pasar 43 persen ini kan pemilih saja, tapi realisasinya nanti yang mau beli berapa?" kata Riyanto dalam acara Seminar Gaikindo Future Powertrain Technology Scenario di arena GIIAS 2019 di ICE, BSD, Tangerang, Kamis (25/7/2019).

Foto: Rifkianto Nugroho


Dia melanjutkan, pihaknya juga menanyakan kepada orang Indonesia terkait apakah mengetahui atau pernah mendengar soal mobil elektrik. Dia bilang, yang tahu soal mobil listrik baru sekitar 60 persen.


"Itu baru di Jabodetabek, bisa dibayangkan di kampung-kampung itu bisa lebih sedikit lagi," katanya.

Dalam survei itu, responden diberi edukasi soal jenis kendaraan elektrifikasi yang di dalamnya termasuk kendaraan hybrid, plug-in hybrid, dan kendaraan listrik sepenuhnya. Kemudian, responden diminta memilih yang terbaik berdasarkan kelebihan dan keuntungan masing-masing.

"Kita tanya mereka mau pilih mana, sebagian besar dari mereka masih memilih plug-in hybrid. Karena kalau pakai kendaraan listrik sepenuhnya infrastruktur belum siap. Jadi buat mereka masih merepotkan," ujarnya. Sebanyak 97 persen responden memilih plug-in hybrid, 53,59 persen memilih hybrid, dan 19,89 persen memilih kendaraan elektrik sepenuhnya.

Mereka yang memilih mobil listrik sepenuhnya ditanya apa alasannya. Banyak yang bilang mobil listrik sepenuhnya lebih murah biaya operasionalnya dan biaya perawatannya.


"Kami juga tanya kenapa tidak membeli mobil listrik sepenuhnya: itu alasannya yang paling banyak 91 persen karena waktu ngecas terlalu lama. Bandingannya 5 menit antre di pom bensin sementara ngecas mobil listrik kan 5-7 jam. Walaupun ada teknologi ngecas cepat, kalau itu bisa digunakan bisa menarik konsumen kita lagi untuk pindah," ujarnya.

Selanjutnya, 77,93 persen responden yang tidak memilih mobil listrik sepenuhnya beralasan karena harganya yang masih mahal. Kemudian, 77,24 persen di antaranya tidak memilih mobil listrik lantaran jangkauan jaraknya yang masih terbatas. Terakhir 21,38 persen responden tidak memilih mobil listrik karena kecepatan maksimalnya.


(rgr/dry)

Hide Ads