"Ekstensifikasi pasar ekspor, pemerintah sudah menegosiasikan PTA PTA (Preferential Tariff Agrement) maupun CEPA (Comprehensif Economic Partnership Agreement), dan diharapkan membuka pasar-pasar baru bagi Indonesia dan paling mungkin kelihatan di depan mata adalah pasar Australia," ujar Airlangga saat opening Ceremony IIMS 2019 di Jakarta, Kamis (25/04/2019).
Lebih lanjut Airlangga menjelaskan melalui Perjanjian CEPA, Indonesia juga memproyeksi mampu menggenjot ekspor mobil listrik dan hybrid ke Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan pasar Australia pemerintah sudah menegosiasikan lokal konten 35 persen untuk elektrifikasi. Artinya kita ini rata-rata lokal konten mobilnya sudah di atas 80 persen," kata Airlangga.
Menurut dia, pasar ekspor otomotif ke Australia terbuka lebar karena industri otomotif di Australia gulung tikar karena pasar negara kanguru tersebut dianggap tidak menguntungkan bagi para produsen mobil. Tak hanya itu, selera mobil orang Indonesia sama dengan orang Australia.
"Ini tinggal negosiasi terhadap market di Australia dan mobil di Australia dan di Indonesia kelihatannya banyak kesamaan. Preferensinya adalah dengan harga-harga yang terjangkau, karena orang Australia tidak sama dengan negara lain yang sukanya supercar, kalau Australia sukanya economis car," tutur Airlangga.
"Diharapkan bisa mengisi pasar yang kosong karena Australia memang manufakturnya lagi kosong, seluruh industri manufaktur tutup garasi, jadi ini kesempatan untuk lebih dari 1 juta," ujar Airlangga.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!