"Setelah Vietnam memiliki kebijakan baru terkait uji tipe dan emisi, kita memang berhenti ekspor ke sana mulai Januari 2018. Namun berkat kerja keras Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian, uji tipe dari Indonesia (lokal) dapat diterima di Vietnam. Kami sudah lakukan uji tipe tersebut, dokumennya sudah dikirim," ucap Hady Surjono Halim, Department Head of Export PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) di ICE, BSD, Tangerang.
Pihak Suzuki Indonesia, lanjut Hady, sudah mengirim 200 unit kendaraan roda empat mulai Juli 2018 kemarin. Harapannya, Agustus nanti mobil sudah bisa masuk ke pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah kirim 200 unit pada Juli. Sekarang mereka mengambil sample untuk dilakukan uji secara acak. Saya dapat bocoran, kira-kira selesai di pertengahan Agustus," katanya.
"Semoga mendapat hasil yang baik dan langkah ini menjadi awal baik untuk kami terus bisa mengekspor ke Vietnam. Sehingga, mobil-mobil rakitan Indonesia bisa kembali di ekspor ke sana," tambah Hady.
Perlu diketahui, sejak awal tahun 2018 Vietnam mensyaratkan standar kelaikan kendaraan termasuk emisi dan keselamatan baru bagi kendaraan roda empat CBU yang ingin masuk. Vietnam menganggap Standar Nasional Indonesia (SNI) yang sudah diterapkan selama ini belum cukup sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Padahal sertifikasi yang dilakukan otoritas di Vietnam dan Indonesia menggunakan proses dan peralatan uji yang sama.
Baca juga: Jokowi Pencinta Motor Yamaha |
Sebenarnya bukan tidak mungkin mengekspor mobilnya ke sana. Ekspor masih bisa dilakukan namun risikonya buat Indonesia cukup besar yakni mobil dipulangkan kembali.
"Jadi contohnya gini kalau kita ekspor ke sana kita sudah mendapatkan izin kirim barang aman. Tapi sekarang mereka barang datang ke sana diperiksa lagi, setelah diperiksa kalau dinyatakan lolos mereka akan melakukan uji coba untuk 3000 km, kalau dinyatakan lolos mobil bisa masuk tapi kalau tidak lolos mobil dikirim pulang," tutur Ketua Umum Gaikindo Johannes Nangoi.
Dirinya menambahkan Indonesia bisa rugi akibat aturan baru di Vietnam. Terlebih, di Vietnam setirnya di kiri berbeda dengan Indonesia yang berada di kanan. Jika mobil tersebut dipulangkan maka para pabrikan harus mengeluarkan biaya ekstra mengubah setir mobil agar bisa dijual di Tanah Air.
(ruk/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?