Jawaban Mazda Soal Dirikan Pabrik di Indonesia

Laporan dari IIMS 2018

Jawaban Mazda Soal Dirikan Pabrik di Indonesia

Ruly Kurniawan - detikOto
Jumat, 20 Apr 2018 19:35 WIB
Jawaban Mazda Soal Dirikan Pabrik di Indonesia Foto: Reuters/Issei Kato
Jakarta - Wacana pembuatan pabrik di Indonesia oleh Mazda sudah lama sekali dibicarakan. Bahkan, sebelum Mazda di bawah PT Eurokars Motor Indonesia (EMI). Namun hingga sekarang, hal itu masih menjadi pembicaraan yang bisa dibawa ke atas awan hanya baru angan semata.



Soalnya, meskipun sudah sering berdiskusi dengan prinsipal Mazda, produsen Jepang ini belum berkeinginan untuk mendirikan pabrik di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT EMI di IIMS 2018 mengatakan tiap kali ada berita otomotif di dalam negeri selalu dibicarakan ke prinsipal. Mereka pun setuju untuk membangun pabrik Mazda di Indonesia. Tapi keputusannya masih mengambang.



"Setiap ada keputusan baru dari pemerintah seperti pajak, Euro 4, dan lainnya kita selalu lapor ke prinsipal. Kita sharing, termasuk untuk membuat pabrik perakitan di Indonesia. Hasilnya, kita sepakat bahwa ingin melangkah ke sana," katanya kepada wartawan di IIMS 2018, JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/4/2018).

"Tapi belum ada obrolan untuk harus berapa volume yang dicapai tiap tahun, gitu-gitu. Kalau volume-nya dirasa sudah cukup, kita pasti akan melakukannya karena ini sangat memungkinkan," lanjut Roy.

Kalaupun akan ditetapkan volume penjualan Mazda tiap tahunya, hal ini akan terbilang realistis. Tidak langsung menargetkan penjualan secara besar-besaran seperti total penjualan kompetitor dari Jepang lainnya.



"Kita belum ada pembicaraan untuk harus jual berapa banyak. Tidak bisa kan mencontoh produsen lain karena memang beda. Fokusnya, internalnya, itu kan beda. Jadi tidak bisa disamakan. Tapi kita mau ke arah sana, sih. Entah SKD dulu, atau mungkin langsung CKD, step by step kita akan kesana (buat pabrik perakitan-Red)," ucap Roy.

Lantas kapan ya hal itu bisa terealisasi? "Kita masih merundingkannya. Yang pasti, kalau sudah ada (pabrik perakitan-Red) harganya akan lebih baik kan pajaknya pasti turun," jawabnya. (ruk/lth)

Hide Ads