Uniknya modifikasi motor dilakukan lewat kolaborasi tiga bengkel, yang menyatukan idenya untuk dituangkan pada satu motor, yaitu Kawasaki Binter 1981.
"Jadi builder experience ini terdiri dari 4 tim sebenarnya untuk gabung. Jadi 3 bengkel, 1 support apparel, dan 3 bengkel itu ada dari Katros Garage Tangerang Selatan, Street Arts Custom dari Depok, sama Titasomi Custom dari Jakarta Timur," ujar pentolan Katros Garage, Ateng, kepada detikOto, di IIMS, JI Expo, Kemayoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ateng mengatakan tidak memiliki gambaran konsep apa yang akan dituangkan pada motor tersebut. Ateng mengatakan, konsep akan terbentuk dengan sendirinya seiring waktu perakitan berjalan.
"Jadi karena kita dari 3 bengkel jadi enggak ada suatu konsep atau genre motornya bakal jadi apa, jadi ya kita bikin aja, misalnya dari Katros bikin apa dengan ciri khasnya, digabung-gabungin jadi 1," ungkapnya.
"Model enggak direncanain, jadi masing-masing builder. Mungkin gambaran kasarnya ada, gua mau bikin ini ah, tapi hanya sebatas omongan aja, cuma kalau untuk ngomongin detailnya itu enggak, udah ke masing-masing builder-nya aja," tambah Ateng.
Namun dirinya juga tidak menampik adanya kemungkinan kegagalan dalam proses perakitan, maupun saat kendaraan tersebut telah selesai dirakit.
"Tapi jadi sebenarnya itu bukan sebuah masalah yang bakal ngeribetin banget sih, soalnya kita juga kan udah sering ngalami itu di bengkel. Jadi kita istilahnya pindahin bengkel kesini, jadi apa yang terjadi di bengkel sama kaya disini. Kita juga udah ada antisipasi kalau miss dan solusinya kayak gimana nantinya," lanjut Ateng.
Co-Founder Street Arts Custom, Robby Kencana menambahkan, untuk proses perakitannya sendiri, tidak dipatoki bagian mana dulu yang harus dikerjakan. "Mana yang lebih dulu kita kerjain ya itu kita kerjain. Karena kan mameng kejar waktu target, apapun jadinya ya ini hasil kita," katanya.
Lebih rinci Ateng memaparkan, perakitan motor Kawasaki Binter 1981 ini dilakukan setidaknya melalui dua tahapan utama, yaitu metal shaping dan pra painting. Untuk metal shaping meliputi pembuatan bagian badan motor dengan bahan plat, sedangkan pra painting meliputi proses pengecetan, dari mengamplas jika ada karat, maupun melakukan dempul.
"kalau Katros dan Titasomi lebih ke metal shaping, kalau pra painting itu Street Arts Custom. Nah setelah proses pengecatan yaudah langasung bakal kita launch di hari terkhir, tanggal 6 pas penutupan. Disitulah nanti itu bakal keliatan di 1 motor ada 3 karakter bengkel," tuturnya.
Build experience ini sendiri bukan tanpa tujuan. Robby mengatakan program seperti ini menurutnya bertujuan lebih ke arah edukasi, baik untuk masyarakat umum maupun orang-orang yang baru bermain motor custom.
"Karena selama ini temen-temen datang, bayar, pakai. Tapi ini lebih ke proses dan edukasi. Karena kan yang datang ke sini bukan hanya temen-temen custom doang, tapi masyarakat umum juga yang selama ini mungkin cuma tahu beresnya aja, dengan adanya ini mereka bisa tahu, oh gini loh prosesnya. Tapi kita bukan maksud untuk menggurui atau ngajarin," pungkasnya.
"Sepeda motor yang kami bangun menggabungkan berbagai aliran dari masing-masing builder, yaitu chopper, cafe racer dan scrambler. Hasilnya seperti apa? Bisa Anda lihat di hari terakhir nanti," ujar Melvin Manuputty dari Titasomi Custom.
"Berkat kolaborasi tiga builder, pengalaman, serta penggunaan tools yang benar, membangun motor modifikasi selama 11 hari bukanlah hal yang mustahil. Intinya, kami ingin saling berbagi pengalaman kami tentang membangun motor," tambahnya.
Bagi Oolovers yang tertarik untuk melihat secara langsung proses perakitan motor custom, bisa mampir ke area Centre of Carnival, tepat di sebelah IIMS Lounge. (khi/ddn)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Harga BYD Atto 1 Gak Masuk Akal, VinFast Bilang Begini