Soalnya, kenaikan harga tersebut merupakan cara menyesuaikan dengan inflasi.
"Kalau inflasi berarti harga material dan ongkos produksi juga naik," Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, di di sela acara pembukaan IIMS 2014, di JI-EXPO, Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aturannya memang memperbolehkan (harga naik) setelah setahun (diluncurkan), termasuk penyesuaian dengan inflasi," ucapnya.
Dengan naiknya harga, bukan berarti mobil tersebut tak lagi menjadi mobil murah. Sebab, harga yang ada sesuai dengan tingkat kenaikan pendapatan masyarakat yang juga telah disesuaikan dengan inflasi.
Selain itu, produsennya tetap akan mendapatkan insentif jika tetap mengusung teknologi ramah lingkungan dan kandungan komponen lokal.
"Jadi yang jadi acuan utama itu, teknologi dan suku cadang yang digunakan. Misalnya konsumsi bahan bakarnya 1 : 30 km. Jadi bukan semata-mata harga," kata Budi.
Sementara itu, menyinggung teknologi pintar untuk ramah lingkungan yang menjadi tema IIMS 2014, Budi menilai proses pengembangan dan pengadopsian teknologi tersebut tengah dan akn terus terjadi. "A contohnya teknologi start stop, interkoneksi fitur yang menjadikan konsumsi bahan bakar lebih irit dan lain-lain," ujar Budi.
(arf/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru