Pelajaran dari Kecelakaan Pajero Tabrak Truk hingga Tewaskan 5 Orang

Pelajaran dari Kecelakaan Pajero Tabrak Truk hingga Tewaskan 5 Orang

Dina Rayanti - detikOto
Kamis, 06 Jun 2024 10:41 WIB
Kondisi mobil yang kecelakaan di Tol Binjai-Langsa. (Foto: Dok. Ditlantas Polda Sumut)
Foto: Kondisi mobil yang kecelakaan di Tol Binjai-Langsa. (Foto: Dok. Ditlantas Polda Sumut)
Jakarta -

Pajero Sport ringsek usai menghantam truk tronton di Tol Binjai. Kecelakaan itu juga menewaskan lima orang. Berikut pelajaran yang bisa dipetik dari kecelakaan tersebut.

Kecelakaan maut terjadi lagi. Kali ini melibatkan Pajero yang menghantam truk di Tol Binjai-Langsa. Dirlantas Polda Sumut Kombes Muji Ediyanto mengatakan Pajero yang diisi delapan orang itu semula dalam perjalanan menuju Aceh. Ketika dalam perjalanan ada truk tronton dengan nomor polisi BL 8767 yang melaju dari arah yang sama.

Setibanya di lokasi kejadian, tepatnya di KM 28 A, sopir Pajero diduga tidak konsentrasi hingga menabrak bagian belakang truk tronton tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengemudi mobil Mitsubishi Pajero BK 1886 AAX tidak konsentrasi pada saat mengemudikan kendaraanya dan tidak melihat ada mobil truk tronton yang berjalan di depannya. Kemudian menabrak bagian bagian belakang tronton, sehingga terjadi lakalantas," kata Muji dikutip detikSumut.

Akibat kejadian itu, lima orang meninggal dunia sementara tiga lainnya mengalami luka berat. Dari kecelakaan tersebut, penting untuk senantiasa menjaga konsentrasi saat berkendara. Praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan saat mengemudi pengendara harus menjaga fokus kewaspadaan, dan kondisi fisik.

ADVERTISEMENT

"Dan ini susah," kata Sony belum lama ini.

Dia menjelaskan untuk menjaga konsentrasi bisa didapatkan sebelum memulai mengemudi. Pertama dan terpenting, cobalah untuk mendapatkan jumlah tidur yang cukup.

"Hal ini bisa didapat dari istirahat yang berkualitas sebelumnya," ujar Sony.

Imbauan untuk tetap berkonsentrasi saat berkendara juga diatur dalam Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 106 ayat 1.

"Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi," begitu bunyi pasal tersebut.

Di sisi lain, kecelakaan menabrak belakang truk sering terjadi di jalan tol. Bagian ekor truk yang terbuka dan jarak tapak yang terlalu tinggi bisa meningkatkan fatalitas kecelakaan untuk pengguna jalan lain di belakang. Sebab, ketika menghantam truk dari belakang, kendaraan pasti masuk kolong dan peluang pengemudi selamat sangat kecil.

"Jadi kalau menurut data saya, truk masalahnya bukan di depan tapi di belakang. Jarak antara bagian bawah truk dan aspal terlalu tinggi. Ketika mobil belakang nabrak, maka fatalitasnya 99 persen pengemudi pasti meninggal, karena semua perangkat keselamatan nggak akan bekerja," kata Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan.

Mengutip penjelasan Auto2000, ada beberapa tips yang bisa dilakukan demi menghindari risiko menabrak belakang truk. Pertama, kita harus paham 'kekurangan' truk perihal dimensi dan bobotnya yang besar. Truk bergerak lambat sehingga butuh waktu untuk akselerasi dan pengereman, termasuk membutuhkan ruang yang luas saat manuver dan memiliki blind spot yang luas.

Kedua, hindari mengemudi secara agresif. Misalnya, pindah lajur tiba-tiba karena tidak sabar menunggu mobil di depan kembali ke lajur kiri. Masalahnya, di sebelah kiri sering terdapat truk yang melaju perlahan. Dengan perbedaan kecepatan yang tinggi, tanpa disadari mobil tiba-tiba sudah dekat dengan bak truk. Risikonya sangat besar jika kita gagal mengantisipasinya.

Selanjutnya yang ketiga, patuhi batas kecepatan di jalan tol. Jalan tol antar kota memiliki batas kecepatan minimal 60 km/jam dan maksimal 100 km/jam. Di beberapa lokasi, seperti daerah rawan kecelakaan atau jalan pegunungan, kecepatan maksimal turun menjadi 80 km/jam. Mobil yang terlalu cepat akan sulit dikendalikan dan berbahaya jika di depan ada truk yang berjalan lambat.

Terpenting untuk menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Kita harus mampu melihat potensi masalah dari truk di depan dan melakukan manuver menghindar saat dibutuhkan. Seperti ketika ada truk yang tidak kuat menanjak. Termasuk memiliki ruang yang cukup untuk melakukan pengereman jika diharuskan mengurangi kecepatan.




(dry/din)

Hide Ads