Pelajaran dari Kecelakaan Bus Melorot Gegara Sopir Telat Oper Gigi saat Nanjak

Pelajaran dari Kecelakaan Bus Melorot Gegara Sopir Telat Oper Gigi saat Nanjak

Dina Rayanti - detikOto
Senin, 03 Jun 2024 11:06 WIB
Bus terguling di jalan Ngargoyoso Karanganyar.
Kecelakaan bus melorot gegara sopir telat ngoper gigi di tanjakan. Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Jakarta -

Sopir yang telat mengoper gigi membuat bus PO Bima Sakti melorot dan terguling di Karanganyar. Begini pelajaran yang bisa dipetik dari insiden tersebut.

Bus PO Bima Sakti kecelakaan. Bus yang mengangkut 30 penumpang warga Sleman itu terguling. Kejadian tersebut dibenarkan oleh Kasat Lantas Polres Karanganyar, AKP Aliet Alphard. Dirinya menyebut, bus yang terguling merupakan bus PO Bima Sakti. Bus yang mengalami kecelakaan itu hendak menuju air terjun Jumog.

Nahas saat melintas di lokasi, sopir bus disebut telat mengoper gigi hingga melorot dan terguling. Salah satu penumpang bus, Gandung (58) menyebut bus yang tak kuat menanjak itu melorot sempat menabrak tebing dan terguling.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Informasinya sopir saat mau ganti persneling kena kaki penumpang. Jadi nggak bisa ganti gigi, terus bus nggak kuat menanjak, mundur dan sempat menabrak tebing lalu terguling," terang Gandung dikutip detikJateng.

Aliet juga mengamini pernyataan itu. Menurut keterangan Aliet, sopir bus telat mengoper gigi saat berada di tanjakan. Alhasil bus tak kuat menanjak.

ADVERTISEMENT

"Sesampainya di tanjakan beliau (sopir) telat oper masuk gigi, gigi rendah tapi jalan nanjak terus melorot terus terguling," bebernya.

Akibat kejadian itu, Aliet menyebut sebanyak delapan orang mengalami luka-luka dan saat ini masih dirawat di rumah sakit dan puskesmas.

"Korban luka ringan ada 8 orang, ini masih di rumah sakit dan puskesmas. Delapan orang luka-luka," ucapnya.

Dari insiden itu, praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, memang tidak seharusnya pergantian gigi dilakukan saat berada di tanjakan. Hal ini bisa menimbulkan kejadian fatal seperti yang dialami Bus PO Bima Sakti.

"Nggak ada memang rumus safety driving pindah gigi di tanjakan, karena jika dipaksakan maka yang terjadi melorot mundur. Teknik ini diketahui oleh banyak pengemudi tapi pada nggak paham," ujar Sony saat dihubungi detikOto, Senin (3/6/2024).

Menurut Sony, kalau mau pindah gigi harus dilakukan sebelum melintasi tanjakan. Hal ini ditujukan agar kendaraan memiliki tenaga untuk mendapatkan momentum. Di sisi lain, Sony juga menyorot soal kemampuan sopir yang harusnya memiliki sertifikasi sebelum mengendarai bus.

"Sudah saatnya pihak terkait, para pembuat kebijakan & Dishubdar mengambil langkah mewajibkan para pengemudi disertifikasi dan dirazia. Masa mau tunggu ada kecelakaan lagi," pungkas Sony.




(dry/din)

Hide Ads