Belum lama ini, media sosial dihebohkan aksi pengendara motor yang tak terima saat ditilang polisi di Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Dia membuang surat tilang dan mengaku punya bekingan di Polda Metro! Duhile... biar apa, sih?
Video yang menunjukkan aksi arogan pemotor tersebut dibagikan akun Instagram @memomedsos. Menurut keterangan di kolom takarir, rekaman itu diambil pada hari Jumat (24/5). Mulanya, petugas menghentikan pemotor lantaran masuk ke jalur TransJakarta atau busway.
Namun, ketika diberikan surat tilang, pemotor itu malah membuangnya dan mengaku punya bekingan di Polda Metro. Sementara petugas di lokasi tak peduli dengan 'ancaman' tersebut dan tetap menghukum pemotor atas kesalahannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nama anggotanya siapa? Namanya siapa? Kan bisa sopan. Cepat (melaju) ke kiri," demikian ujar petugas ke pemotor tersebut, dikutip Minggu (26/5).
![]() |
Namun, si pemotor tak bisa menjawab pertanyaan petugas. Dia justru diam dan akhirnya mau mengambil surat tilang tersebut. Dia kemudian melanjutkan perjalanannya dengan keluar dari jalur TransJakarta.
Satlantas Jakarta Selatan Katim 2 Bripka Usman membenarkan ada pemotor yang membuang surat tilang dan mengaku punya bekingan di Polda Metro. Dia memastikan, pemotor tersebut akhirnya menerima surat tilang yang sebelumnya sempat dibuang.
"Betul tadi ada oknum pengendara roda dua yang nggak mau ditilang, ya bisa dibilang arogan. Dia bilang ada bekingan oknum di Polda Metro Jaya. Tapi dia sudah kami tilang dan lembar birunya sudah kami serahkan. Tadi sempat dibuang, tapi akhirnya diterima sama dia," kata Bripka Usman melalui keterangan yang diterima detikcom.
Ngancam Pakai Pangkat, Biar Apa Sih?
Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana membenarkan, pangkat atau jabatan tinggi masih menjadi 'senjata utama' pengendara arogan untuk mengancam pihak lain. Padahal, ancaman tersebut belum tentu benar.
Sony menilai, pengemudi yang demikian biasanya pengecut dan bermental tempe. Jika memang benar dan berani, mereka tak akan berlindung di balik pangkat tinggi tersebut.
"Dari sisi mental, pribadi seperti ini biasanya berkarakter pengecut dan tempe. Sehingga, mereka kerap kali berlindung di balik hal tersebut untuk bisa lepas dari tanggung jawab. Bandingkan dengan pejabat benaran yang pasti lebih tidak ingin diketahui jati dirinya," ujar Sony Susmana kepada detikOto.
Sony juga bicara mengenai hukum yang mengatur soal penggunaan pangkat untuk mengancam pihak lain. Hingga kini, aturan tersebut belum ditegakkan secara tegas.
"Jadi jangan bawa-bawa pihak lain, latar belakang diri, pembenaran diri dan lain-lain yang mempertontonkan keangkuhan. Apalagi menonjolkan institusi negara," kata Sony.
(sfn/rgr)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Konvoi Moge Terobos Jalur Busway Ditilang Semua, Segini Besar Dendanya
Tak Cuma PNS, Ini 15 Golongan yang Gratis Naik Angkutan Umum di Jakarta