Kecelakaan yang melibatkan bus dan truk terjadi di Gresik. Ini pelajaran yang bisa diambil dari kecelakaan tersebut agar tak terulang.
Kecelakaan nahas dialami bus pariwisata rombongan ziarah wali di Gresik. Saat perjalanan pulang ke Pasuruan, bus menabrak dump truk tronton. Akibat kecelakaan itu, lima orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka ringan hingga berat. Dikutip detikJatim, kecelakaan itu rupanya disebabkan oleh sopir bus yang mengantuk.
Kanit Laka Lantas Polres Gresik Iptu Tita Puspita Agustina membenarkan bahwa kecelakaan itu diduga karena sopir bus mengantuk. Tiba di lokasi kejadian, bus oleng ke kanan melebihi garis markah tengah jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sopir bus pariwisata ini mengantuk. Kemungkinan sopir bus kecapekan hingga mengantuk. Karena tidak konsentrasi, bus terlalu mengambil haluan terlalu ke kanan hingga melanggar markah," ujarnya.
Pada saat bersamaan datang dump truk tronton bernopol L 9310 UU dari arah sebaliknya. Bus tersebut pun menabrak truk yang dikemudikan oleh Adi (50) warga Bojonegoro.
"Bus tersebut menabrak truk hingga terdorong ke belakang sampai menabrak pohon," terang Tita.
Pelajaran dari kecelakaan bus tabrak truk tronton
Dari kecelakaan itu, ada satu hal yang penting yang harus diingat agar tak terulang di kemudian hari. Mengemudi memang tidak bisa dilakukan saat kondisi tubuh tidak bugar apalagi mengantuk.
Rasa kantuk memang jadi musuh besar pengemudi kendaraan. Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, menyebut rasa kantuk mengurangi kemampuan kita dalam merespons berbagai hal.
"Sangat klasik sekali, kalau ada tanda-tanda fatigue atau letih atau ngantuk, itu segera cari tempat istirahat. Atau, menunda perjalanan kalau belum memulai perjalanan. Menunda atau mengganti moda transportasi, atau kalau ada suruh orang lain yang bawa. Intinya dia tidak boleh mengemudi saat dia letih," kata Jusri beberapa waktu lalu.
Senada dengan Jusri, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menegaskan bahwa mengemudi merupakan aktivitas mengontrol kendaraan yang bergerak. Maka dari itu dibutuhkan konsentrasi dan fokus dari pengemudinya. Bila kehilangan konsentrasi, fungsi otak manusia pun tak bisa bekerja dengan baik. Alhasil, bisa berisiko sangat fatal ketika dipaksakan mengemudi.
"Pengemudi ngantuk tidak dapat berpikir untuk bereaksi menghindar, pasti mereka yang ada di dekatnya jadi korban. Rata-rata kejadian kecelakaan akibat ngantuk itu ada korban nyawa," ungkap Sony.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis