Pelajaran Penting Aksi Pemotor Bonceng 7 Tanpa Helm di Palembang

Pelajaran Penting Aksi Pemotor Bonceng 7 Tanpa Helm di Palembang

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Minggu, 21 Jan 2024 07:06 WIB
Viral emak-emak bonceng 7 di Palembang.
Aksi pemotor bonceng tujuh di Palembang. Foto: Tangkapan layar video
Jakarta -

Pakar keselamatan berkendara turut mengomentari aksi viral pemotor bonceng tujuh di Jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan. Menurutnya, fenomena itu bisa terjadi berkat beberapa faktor, mulai dari rendahnya kesadaran pemotor dalam berkendara hingga penegakan hukum yang dianggap masih lemah.

Diketahui, video pemotor bonceng tujuh di Palembang menjadi perbincangan usai dibagikan sejumlah akun besar di media sosial, salah satunya akun Instagram @palembangtau. Pada tayangan berdurasi singkat itu, terlihat skuter matik berdimensi kecil ditumpangi tujuh orang sekaligus, termasuk empat wanita dewasa.

Di bagian depan, terdapat anak perempuan yang berdiri di dek kendaraan. Kemudian di belakangnya ada pengendara, kemudian dua penumpang yang membawa anak dan satu penumpang di posisi paling belakang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemotor bonceng 7 di Palembang.Pemotor bonceng 7 di Palembang. Foto: Tangkapan layar.

Selain terlalu ramai, semuanya juga tak mengenakan perlengkapan berkendara yang aman, mulai dari helm, jaket hingga sarung tangan. Kendaraan tersebut melaju di jalur tengah jalan raya.

"Viral emak-emak pengendara sepeda motor yang melintas di jembatan Ampera Palembang. Mau heran, tapi ini ibu-ibu Palembang," demikian tulis akun @palembangtau.

ADVERTISEMENT

Pelajaran Penting

Sony Susmana selaku Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) menegaskan, semua pihak semestinya paham bahwa sepeda motor hanya dirancang untuk mengangkut dua orang. Jika ada yang melanggar itu, maka mereka hanya mengedepankan egonya.

"Semua pemilik kendaraan tahu, kapasitas maksimum penunggang motor ada dua orang. Tapi, karena faktor ekonomis, maka mereka mengesampingkan risiko-risiko bahaya. Sehingga, keputusan dalam berperilaku masih mengedepankan ego," ujar Sony Susmana kepada detikOto, Sabtu (20/1).

Selain itu, Sony juga menyinggung soal seluruh penumpang yang tak mengenakan helm. Menurutnya, penggunaan pengaman kepala merupakan pengetahuan dasar (basic knowledge) yang seharusnya dipahami semua pengendara roda dua.

"Pemahaman mereka tentang pentingnya keselamatan masih sangat rendah. Helm masih dianggap tidak penting jika laju kendaraan pelan atau jarak berkendara pendek," terangnya.

Bukan hanya itu, lemahnya penegakan hukum juga menjadi alasan, mengapa pelanggaran lalu lintas seperti kelebihan muatan masih sering terjadi di Indonesia. Hal ini, kata dia, harus segera dibenahi.

"Penegakan hukum yang lemah, pembiaran oleh pihak petugas dalam menertibkan para pelanggar lalu lintas, dan ini menjadi efek snowball buat yang lain. Makanya, sekarang banyak kita melihat pelanggaran-pelanggaran lalu lintas makin marak," kata Sony.

Simak Video 'Aksi Nekat Emak-emak Bonceng 7 di Jembatan Ampera, Berujung Ditilang':

[Gambas:Video 20detik]



(sfn/rgr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads