Lima bus mengalami kecelakaan beruntun di Kilometer (Km) 22 Tol Jagorawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (8/7). Menurut keterangan Kainduk PJR Tol Jagorawi AKP Budi Hermawan, insiden itu terjadi pada pagi hari, sekira pukul 9.14 WIB.
Setelah diselidiki, kecelakaan beruntun tersebut bermula setelah sopir bus melakukan pengereman mendadak. Sehingga, bus di belakang turut menghantam bus lain di depannya.
"Penyebab kecelakaan (karena) rem mendadak," ujar Budi Hermawan, dikutip dari detikNews, Sabtu (8/7).
Kecelakaan berawal saat kelima bus tersebut melaju dari arah Jakarta menuju Bogor. Bus tersebut berjalan beriringan untuk acara family gathering. Hingga kemudian ada sedan yang memotong jalan, sehingga sopir bus harus melakukan pengereman mendadak.
Menurut Budi, kejadian itu tak memakan korban jiwa. Namun, ada empat orang yang mengalami luka-luka. Lantas, apa pelajaran yang bisa dipetik dari tabrakan beruntun tersebut?
Pelajaran Kasus 5 Bus Kecelakaan Beruntun
Disitat dari laman Nissan Indonesia, agar terhindar dari tabrakan beruntun di tol, maka ada jarak aman yang mesti dipatuhi, yakni sekira 10 hingga 20 meter. Selain itu, pengemudi juga bisa menggunakan metode 'tiga detik' agar mengemudi di tol lebih aman.
Jadi, saat berkendara di jalan tol kamu dapat menghitung selisih waktu antara mobil yang dikendarai dengan mobil yang berada di depan dengan selisih waktu tiga detik.
Sebagai contoh, mobil di depan kamu melintasi pohon A di dekat tol. Kamu harus menunggu tiga detik sebelum melintasi pohon yang sama. Sebab, dengan jarak segitu, kamu punya waktu untuk menghindari terjadinya tabrakan.
Sementara Sony Susmana selaku Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) menjelaskan, jarak aman merupakan ruang dan waktu yang dibutuhkan pengemudi untuk menganalisa serta mengantisipasi potensi berbahaya di sekitar.
Menurut Sony, dalam kurun waktu tiga hingga empat detik dapat menentukan kemampuan manusia dalam merespon suatu hal. Maksudnya, pengemudi memiliki waktu yang cukup untuk mengantisipasi adanya bahaya dari lingkungan sekitar, terutama dari arah depan dan mobil butuh melakukan pengereman mendadak.
Hitung-hitungan tersebut mengacu pada respons manusia yang membutuhkan 1,5 hingga 2 detik ditambah reaksi mekanik pengereman yang membutuhkan waktu antara 0,5 hingga 1 detik.
"Satu detik gaya momentum kendaraan, satu detik reaksi rem dan jalan, satu detik mewakili reaksi pengemudi (kaget, memindahkan telapak kaki dari pedal gas ke rem), satu detik safety factor," kata Sony.
Selain menjaga jarak, pengemudi juga harus mematuhi batas kecepatan aman saat berkendara di jalan tol. Jangan sampai ketika sudah mematuhi jarak yang aman, kendaraan yang dikemudikan justru melaju melewati batas kecepatan maksimal.
Simak Video "Viral Orang Dipukuli Pengendara Berpelat TNI di Tol Jagorawi"
(sfn/dry)