AKBP Achiruddin Hasibuan dikenal punya hobi menunggangi motor gede (moge) Harley Davidson. Ternyata Achiruddin 'petakilan' atau tidak bisa diam ketika menggeber moge, aksinya itu seketika menuai kritikan.
Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI), Ahmad Sahroni mengomentari atraksi Achiruddin yang bergaya di atas motor dengan berdiri. Tampak dalam video berdurasi singkat itu, sosok pria berdiri di atas jok Harley Davidson, padahal motor sedang melaju di jalan raya.
"Ada postingan yang tidak patut untuk dicontoh, sebab ia tampak berdiri saat mengendarai moge, yang tentunya sangat membahayakan keselamatan dirinya maupun orang laen," tulis Ahmad Sahroni dikutip Jumat (28/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosok perwira menengah polisi itu disorot karena memamerkan moge dan rompi Harley Davidson Club Indonesia (HDCI). Ahmad Sahroni juga meminta supaya mencopot keanggotaan Achiruddin jika benar tergabung dalam HDCI.
Tapi faktanya Achiruddin ternyata bukan anggota. HDCI Bandung dan HDCI Medan sudah menjelaskan bahwa Achiruddin tidak pernah tercatat sebagai anggota.
Achiruddin memang terlihat antusias dengan otomotif. Dia kerap membagikan agenda touring bersama motor asal negeri Paman Sam itu. Modelnya disinyalir merupakan Harley-Davidson Street Glide.
Potret AKBP Achiruddin bersama moge sudah diunggah sejak tahun 2015. Postingan bersama moge terakhir kali diunggah pada Oktober 2016. Fotonya menampilkan moge Harley-Davidson berpelat B-6168-HSB. Namun saat dicek di laman samsat DKI Jakarta dan Bapenda Jabar nopol itu tidak ditemukan.
Kenapa naik moge bisa petakilan?
Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, menjelaskan orang yang baru membawa moge cenderung terbawa euforia. Apalagi pengguna moge umumnya bukan kalangan orang biasa. Mereka mampu membeli motor ratusan hingga miliaran rupiah. Kesan mahal itu bisa menciptakan kelas di antara masyarakat atau eksklusif.
"Misalnya saya beli motor besar, masyarakat mengatakan itu mahal sekali, masyarakat bilang hanya orang-orang tertentu saja yang memilikinya. Dan kebetulan ini orang bukan anak motor tapi bisa beli motor, dan ketika beli motor itu dia langsung yang namanya emosionalnya terganggu ketika tidak matang, dia merasa tinggi sekali, derajatnya naik," ungkap Jusri, belum lama ini.
Pria yang aktif sebagai pengurus salah satu komunitas motor gede dengan member aktif lebih dari 3.000 orang ini memberikan gambaran bagaimana orang yang baru mengenal moge itu bisa mengubah perilaku pengendara.
"Saya mengenal banyak orang yang tadinya belum naik moge, mereka orang biasa-biasa. Itu (saat naik moge) minggu pertama sopan dan penuh kecemasan. Minggu kedua sudah mulai timbul rasa selected -orang-orang terpilih, eksklusifnya sudah mulai muncul," kata Jusri.
Nah ketika mendekati satu bulan, lanjut Jusri, ada saja perilaku pemoge yang mulai dirasa mengganggu. Mulai dari memodifikasi lampu tambahan. Bahkan tak segan menarik perhatian pengendara lain.
Lanjut dia, euforia kepemilikan moge biasanya semakin mereda seiring bertambahnya pengalaman.
"Dari perilaku terjadi perubahan mulainya machoismenya dan lain-lain, tapi setelah 5-6 tahun, mereka akan balik ke titik semula lagi, sadar. Jadi ada masa euforia, mereka itu dari nol sampai 10 tahun, atau 5 tahun. Pada saat euforia ini, kadang-kadang empati mereka ini menurun," kata dia.
Meski begitu, kesan pengguna moge yang identik arogan tidak dapat dibenarkan dan disamaratakan. Sifat pengendara kendaraan bermotor tetap kembali kepada pribadi masing-masing.
Pemilik moge diwajibkan sudah stabil secara emosional, serta memiliki keterampilan berkendara terlebih dahulu. Sebab, kata Jusri, harga motor yang mahal, tenaga besar, dan prestige kerap memicu perilaku tidak aman di jalanan.
"Ada kelompok hidden factor atau faktor tersembunyi yang bisa memicu perilaku tidak aman hingga kecelakaan. Salah satunya, bunyi (moge), lingkungan (situasi jalan), atau harganya mahal," kata Jusri.
View this post on Instagram
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah