Kijang Innova hampir melintir di tol usai menyalip. Beruntung mobil itu tidak sampai terguling. Tampaknya mobil itu mengalami aquaplaning.
Berkendara di permukaan jalan yang basah berisiko menyebabkan kecelakaan akibat aquaplaning. Sudah sering kecelakaan terjadi lantaran mobil mengalami aquaplaning. Terbaru fenomena aquaplaning itu dialami Kijang Innova yang tengah melintas di tol. Dalam video yang dibagikan akun X @Pai_C1, terlihat Innova berkelir putih mulanya menyalip mobil di depannya dengan mengambil lajur kiri dengan kecepatan tinggi di dekat exit tol Rungkut, Sidoarjo.
Tak lama berselang, mobil langsung melintir ke kanan dan kiri. Beruntung mobil tidak sampai terguling dan pengendara bisa kembali ke jalurnya. Pengendara kemudian melanjutkan perjalanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir saja. Selalu hati-hati dalam berkendara," demikian cuitan yang disematkan video Innova nyaris melintir tersebut.
Dari kejadian itu, ada satu hal yang bisa dipelajari agar tak terulang di kemudian hari. Ya, fenomena aquaplaning atau hydroplaning bisa terjadi pada siapa saja. Buat yang belum tahu, aquaplaning merupakan kondisi yang menyebabkan permukaan ban tidak lagi mencengkeram aspal yang terlapis air sehingga menyebabkan kendaraan sulit dikendalikan. Efeknya adalah terjadinya oversteer (nge-drift) atau understeer (situasi di mana mobil tidak mau belok saat tengah dipacu di kecepatan tinggi).
Saat mobil melewati genangan air dengan kecepatan tertentu, sebagian air berpotensi tidak sempat dipindahkan oleh permukaan ban dan tetap bertahan di bawah ban sehingga membentuk lapisan tipis. Lapisan tersebut menyebabkan permukaan ban mobil tidak menyentuh permukaan jalan. Akibatnya, ban mengapung di permukaan air sehingga mobil jadi sulit dikendalikan.
Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan saat pengendara mengalami aquaplaning sangat sulit untuk mengontrol mobilnya.
"Nah aquaplaning bahaya karena bisa menghilangkan kontak ban dengan alas jalan. Artinya kalau sudah terjebak aquaplaning maka arah mobil berubah dan tidak terkontrol. Rata-rata mobil berhenti dengan cara melintir atau menabrak benda sekitarnya. Semakin kencang lajunya semakin parah benturannya," terang Sony.
Agar senantiasa aman saat perjalanan, Sony menyarankan pengendara bisa memastikan kondisi kembangan ban masih baik. Tekanan ban pun juga disesuaikan dengan anjuran (informasi anjuran tekanan ban tertera di pintu). Terpenting, tidak perlu ngebut-ngebut saat melintas di jalanan yang permukaannya basah. Paling tidak, kecepatan kendaraan ketika jalanan basah harus lebih lambat 10 km/jam dibanding saat kondisi kering.
"Semakin deras hujan semakin dikurangi lagi kecepatannya," saran Sony.
(dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Duit Ada, Kenapa Orang Indonesia Menahan Beli Mobil?