Pelajaran dari Remaja Nyetir Innova Ugal-ugalan-Tabrak Sekuriti hingga Tewas

Pelajaran dari Remaja Nyetir Innova Ugal-ugalan-Tabrak Sekuriti hingga Tewas

Ridwan Arifin - detikOto
Minggu, 19 Nov 2023 13:37 WIB
Mobil remaja yang tabrak pemotor hingga tewas di Jalan Raya Pumpungan Surabaya.
Mobil remaja yang tabrak sekuriti ITS hingga tewas Foto: Istimewa
Jakarta -

Sekuriti ITS, Prawito (56) tewas ditabrak Toyota Kijang Innova yang ugal-ugalan. Ternyata sopir Innova itu masih di bawah umur.

Diberitakan detikJatim, Kabid Darlog BPBD Linmas Surabaya Buyung Hidayat mengatakan pengemudi Innova adalah AL (16), warga Manyar Adi 1 dan penumpangnya adalah MT (16), warga Klampis Indah, Surabaya. AL memacu Innova warna putih bernomor polisi L 1157 OA dengan kecepatan tinggi sekitar pukul 05.40 WIB.

Innova itu melaju dari arah timur (Sukolilo) menuju barat (Pucang). Setibanya di lokasi kejadian di Jalan Menur Pumpungan, AL bermaksud mendahului kendaraan di depannya. Namun karena tak cukup ruang, Innova itu menabrak motor pertama yang dikendarai Ester Narwati (38) hingga terjatuh. Korban pun mengalami luka sobek pada kepala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah menabrak motor pertama, Innova lalu berhenti setelah menabrak pohon. Warga berusaha menghentikan mobil berwarna putih itu. Namun AL justru memacu kendaraannya hendak kabur ke arah barat.

Innova itu lalu kembali melaju namun kali ini melawan arah. Baru beberapa meter melaju, AL kembali menabrak pemotor lain yang berboncengan dari arah berlawanan, yakni Prawito (56) warga Menur Gang 5 Surabaya. Pengendara motor Honda BeAT bernopol L 5298 MI itu tewas usai terlindas mobil AL. Sementara yang dibonceng luka-luka.

ADVERTISEMENT

"Menurut keterangan warga, roda empat melaju dari arah timur ke barat dengan kecepatan tinggi. Sehingga menyerempet motor dari arah berlawanan dan sempat melarikan diri. Lalu seketika menabrak motor lain yang sama-sama dari arah berlawanan," kata Buyung dalam keterangannya, Sabtu (18/11/2023).

Motor kedua yang ditabrak Innova sempat masuk kolong depan dan terseret sekitar 50 meter. Innova itu akhirnya berhenti setelah sebuah mobil Avanza menghadangnya. Warga pun dibuat geram lantaran AL dan MT tak kunjung keluar mobil. Warga kemudian menghubungi Command Center.

"Setelah menerima laporan, kami langsung penanganan awal bersama tim gabungan. Korban ada tiga orang, dua orang perawatan di lokasi, selanjutnya langsung dilarikan ke RS Haji. Satu korban MD (meninggal dunia), setelah olah TKP langsung dibawa ke kamar jenazah RSU dr. Soetomo Surabaya," paparnya.

Tragis, pengemudi masih di bawah umur

Praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menegaskan orang tua yang membiarkan anak di bawah umur nyetir di jalan raya bukannya sayang anak malah bikin masuk ke jurang bahaya.

"Ini yang luput dari perhatian pihak pemerintah maupun orang tua. Salah mengartikan kasih sayang dan mentalnya tidak pernah di-assessment," kata Sony kepada detikcom, beberapa waktu yang lalu.

Berkaca dari peristiwa anak di bawah umur mengendarai motor seperti di atas, orang tua sangat berperan penting untuk mencegah anak-anaknya berkendara di jalan raya.

"Orang tua harus tahu kalau resiko bahaya saat berkendara itu tinggi, jangankan asal-asalan. Hati-hati saja belum tentu aman," kata Sony.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan dalam berkendara terdapat dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, akal sehat dan emosi itu bisa dikontrol. Kedua, pengemudi lain tidak bisa dikontrol oleh diri sendiri.

"Nah, akal sehat itu kaitannya dengan tidak melakukan hal-hal lain dalam berkendara. Misalnya emosi yang bisa mengganggu, terlalu berlebihan dalam bersikap. Senang, sedih, marah adalah ungkapan yang normal dari seseorang dalam beraktivitas tapi bisa dikontrol jangan berlebihan. Hal itu salah satu yang diketahui dari orang tuanya," ujar Sony.

Memang salah satu kompetensi mengemudi di Indonesia adalah kewajiban memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Syaratnya sudah berumur 17 tahun, tapi menurut Sony umur 17 tahun hanya referensi, tidak ada penilaian yang adil soal kesiapan mental di jalan. Apalagi yang masih di bawah umur.

"Usia 17 tahun di Indonesia sudah dianggap dewasa dalam bersikap, berpikir, dan bertindak. Tapi dalam berkendara ukurannya susah atau belum tentu, karena tidak ada penilaian yang fair menyangkut kesiapan mental seseorang," sambung dia lagi.




(riar/lua)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads