Terekam dalam video sebuah mobil berbelok tanpa menyalakan lampu sein. Walhasil nyaris membuat celaka pengendara lain.
Video tersebut diunggah melalui akun instagram @dashcam_owners_indonesia, dalam video terlihat pemobil berwarna merah berputar balik, lalu berbelok ke kiri tapi tidak menyalakan lampu sein.
Laju kemudian berhenti setelah pemotor yang masuk dari samping kiri mobil. Video tersebut kemudian mendapatkan tanggapan dari warganet, kebanyakan mempertanyakan pemobil yang tidak sigap memberikan lampu tanda peringatan untuk berbelok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mobil bagus gak ada lampu sen nya," komen @fahmi***
"Belok maen langsung belok kan as**," tulis stevan****
"Pesan moral: jangan pelit2 kasih sen baik motor/ mobil. Jk ada incident bs buat pembelaan," timpal @wibowo***
Lampu sein merupakan salah satu komponen keselamatan yang memang sengaja dibuat oleh para produsen kendaraan. Fungsinya sudah jelas, untuk memberikan tanda kepada pengendara lain terutama yang berada di belakang.
Pemobil sebaiknya tidak mendadak ketika berbelok. Penggunaan lampu sein saat berpindah jalur juga tertuang dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan Pasal 112 ayat 2.
"Pengemudi kendaraan yang akan berpindah lajur atau bergerak ke samping wajib mengamati situasi Lalu Lintas di depan, samping, dan di belakang kendaraan serta memberikan isyarat," tulis pasal tersebut.
Sementara jika melanggar, hukumannya sesuai dengan pasal 295 UU No.22 Tahun 2009.
"Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang akan berpindah jalur atau bergerak ke samping tanpa memberikan isyarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 112 ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu," begitu bunyi pasal tersebut.
Beberapa pakar keselamatan berkendara menyarankan agar mengaktifkan lampu sein 30 meter sebelum pindah lajur, hendak berbelok, atau menyalip kendaraan lain.
"Kecelakaan itu adalah gagalnya strategi, keselamatan itu bukan it's a matter of good luck. Keselamatan itu strategic semuanya terencana, jadi kecelakaan itu bukan apes, itu yang harus dirubah paradigma masyarakat," ungkap Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu beberapa waktu yang lalu.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?