Di media sosial ramai gambar yang disangka makhluk makhluk mitologi masyarakat lokal Nusantara, Genderuwo. Padahal foto itu menunjukkan mobil pikap yang tengah mengangkut jerami padi dalam tumpukan besar.
Dalam foto yang dibagikan oleh berberapa akun berbagai jejaring sosial facebook hingga twitter menunjukkan sebuah mobil pikap sedang berkendara di malam hari, memang di sekelilingnya minim lampu penerangan jalan.
Bak mobil pikap itu terisi penuh dengan muatan seperti limbah padi yang ditumpuk menjadi satu. Di tambah cahaya lampu belakang mobil yang berwarna kemerahan temaram. Sekilas potret tersebut jika diperhatikan seolah kepala dengan rambut panjang dan mata yang menyala merah. Tapi hal itu bukanlah potret mistis atau hal yang semacamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buat om sopir tolong kalau malam-malam muat kawol (damen atau jerami padi) mohon dipakai terpal.. saya kaget kirain genderuwo gede.., matanya merah.. setelah didekati ternyata pikup muat kawol," tulis deskripsi foto tersebut.
Foto itu mengundang gelak tawa dari warganet. Ada yang menyangka potret itu malah lebih mirip bison terbang alias Appa di serial Avatar.
"Ini damen namanya, tapi malah seperti appa yip yip gitu," komen salah satu warganet.
"heh plis aku pernah ng jalan alternatif smg jogja aka sumowono, ak di samping supir kaget tak kira setan, bangun tidur liat begituan mana jalannya bener2 gelap sepi hduhh," tambah yang lain.
"Ktemu pas subuh, dingin, sepi, sendirian rada ngantuk. Komplit dah...." komen yang lain.
Terlepas dari foto tersebut, genderuwo adalah makhluk mitologi masyarakat lokal Nusantara. Ada banyak deskripsi mengenai makhluk ini yang diceritakan dari mulut ke mulut.
Antropolog asal Amerika Serikat Clifford Geertz mengklasifikasikan makhluk halus di Indonesia dalam 5 jenis, yakni memedi, lelembut, tuyul, demit, serta danyang. Memedi disebut Geertz adalah sejenis makhluk yang secara harfiah berarti tukang menakut-nakuti. Sedangkan lelembut adalah makhluk yang bisa membuat seseorang jadi gila dan tuyul disebut sebagai makhluk halus anak-anak.
Demit digambarkan sebagai makhluk halus yang menghuni suatu tempat. Sedangkan danyang kurang-lebih seperti demit, tapi lebih diidentikkan dengan tokoh atau leluhur yang sudah meninggal dan bertugas melindungi.
"Kepercayaan kalangan abangan di Mojokuto terhadap makhluk halus bukanlah bagian dari sebuah skema yang konsisten, sistematis, dan terintegrasi, tetapi lebih berupa serangkaian imaji yang berlainan, konkret, spesifik serta terdefinisikan secara agak tajam--metafora visual yang tidak terkait satu sama lain memberi bentuk kepada berbagai pengalaman yang kabur dan yang kalau tidak demikian, tidak akan dapat dimengerti," tulis Geertz dalam bukunya yang berjudul 'The Religion of Java' pada 1960 versi terjemahannya berjudul 'Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi' yang diterbitkan pertama kali pada 1985.
Genderuwo termasuk golongan memedi atau yang tugasnya menakut-nakuti. Genderuwo adalah jenis memedi laki-laki, sedangkan untuk yang perempuan disebut 'wewe'.
"Genderuwo, jenis memedi paling umum, pada umumnya lebih senang bermain-main daripada menyakiti dan suka mengerjai manusia, seperti menepuk pantat perempuan, memindahkan pakaian seseorang dari rumah dan melemparkannya ke kali, melempari atap rumah dengan batu sepanjang malam, melompat dari belakang sebatang pohon di kuburan dengan wujud besar serta hitam dan sebagainya," kata Geertz.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?