Waspada! Modus Jahat Montir Nakal di Jalur Puncak Muncul Lagi

Round-Up

Waspada! Modus Jahat Montir Nakal di Jalur Puncak Muncul Lagi

Tim detikcom - detikOto
Kamis, 10 Okt 2019 08:55 WIB
Waspada! Modus Jahat Montir Nakal di Jalur Puncak Muncul Lagi
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww/17.
Jakarta - Modus kejahatan menyemprot oli bekas ke rem mobil agar mobil berasap kembali terjadi di jalur Puncak, Bogor. Rupanya modus tersebut bukanlah hal baru.

Founder & Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan ini merupakan modus lama yang kembali muncul lagi. Bahkan, Jusri pernah merasakan hal serupa berpuluh-puluh tahun lalu di Puncak juga.

Bagaimana cerita lengkapnya? Berikut rangkumannya seperti dihimpun tim detikcom.
Sebuah cerita menunjukkan modus montir nakal yang terjadi di wilayah Puncak, Bogor, beredar viral. Cerita dan foto tersebut diunggah oleh akun facebook bernama Enk - Enk.

Saat dilihat detikcom, kisah montir nakal itu sudah dibagikan sebanyak 11.479 kali sejak ditayangkan pada 6 Oktober 2019.

Dalam captionnya, akun Enk Enk hendak pulang ke Jakarta melalui jalur Puncak. Ia mengaku awalnya kejadian tersebut terjadi di PLN Cisarua. Mobil yang dikendarainya tercium bau hangus.

"Baru sampe tengah perjalanan tepatnya depan PLN cisarua bau hangus menyengat dari dalam mesin, keluar asap tebal seperti mobil mau kebakar kayaknya pirodo kopling hangus kebakar," tulisnya.

"Akhirnya berhenti dulu mau ngecek mesin, kap mobil dibuka asap ngepul kayak kebakaran, hati kacau balau padahal bawa Inova tahun muda," sambungnya.

Tiba-tiba datang montir yang langsung mengatakan kopling mobilnya hangus terbakar. Namun ia mengatakan ini merupakan modus dari bengkel dan montir nakal.

"Komplotan ini banyak beroperasi di sana, modusnya menyemprot oli bekas ke rem mobil mungkin di campur belerang biar tambah ngasep terus beberapa orang ngikutin mobil mangsa yang udah di semprot tadi make motor sampe ngepul asap karena panasnya piringan cakram karena ngerem melulu, terus begitu mobil parkir ke bahu jalan mereka datang dengan pura-pura jadi montir jalanan, mo nolongin," ungkapnya.

Di dalam tulisan tersebut ia juga membagikan beberapa foto pelek dan body mobilnya yang diduga terkena cipratan dari oli yang disemprot dari montir nakal tersebut.

"Kalo di ladenin mereka bakal ngacak2 mesin ganti inilah ganti itulah dengan biaya dandan jutaan padahal mobil ngak rusak tapi dengan tekhnik ini mereka bikin modus mobil kita seolah2 rusak," ungkapnya.

Seorang warganet di jejaring sosial membagikan kisahnya ketika berkendara di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Cerita dan foto itu diunggah di Facebook yang menceritakan kisah modus montir nakal yang 'mengerjai' pengendara untuk meraup untung.

Kisah yang diunggah akun Enk Enk itu menceritakan mobilnya tercium bau hangus saat melalui jalur Puncak. Mobilnya juga mengeluarkan asap tebal. Padahal ia membawa mobil tahun muda. Diketahui kemudian, itu merupakan modus seorang montir nakal. Modusnya dengan menyemprot oli bekas ke rem mobil agar mobil berasap.

Founder & Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan ini merupakan modus lama yang kembali muncul lagi. Bahkan, Jusri pernah merasakan hal serupa berpuluh-puluh tahun lalu di Puncak juga.

"Saya pernah pakai mobil zaman dulu itu 35 tahun yang lalu dari Jakarta ke Bandung, itu lagi macet-macet tahu-tahu mobil mogok. tapi begitu kita berhenti, datang dua orang. Dia bilang karburator rusak. Saya namanya masih muda, namanya belum tahu zaman dulu ya dibongkar sama dia. Kena tuh zaman dulu Rp 125 ribu. Setelah lama baru tahu itu permainan mereka. Selang bensin yang dicopot," kata Jusri membagikan kisahnya kepada detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (9/10/2019).

Menurutnya, modus seperti ini sempat hilang dan sudah diberantas oleh petugas karena banyak yang komplain. Namun, hal itu dirasakan kembali oleh pengguna Facebook Enk Enk.

"Ada beberapa cara mereka selain menyiram oli. Ada juga yang mencopot selang bensin dari tangki sehingga nggak lama kemudian mobilnya mogok. Distarter-starter injeksi udah nggak nyemprot ke ruang bakar lagi," kata Jusri.

Modusnya, montir itu akan menyatakan salah satu komponen mobil rusak dan harus diganti. Sehingga akhirnya, pengguna mobil harus merogoh kocek untuk memperbaiki mobil yang sebenarnya tidak mengalami masalah besar. Bahkan biaya yang dikeluarkan kadang tidak masuk akal.

"Kalau yang di Puncak itu lebih kepada dikerjain, tapi mungkin bisa disebut setengah perampokan, karena nanti akhirnya si pengemudi atau pemilik mobil harus mengeluarkan uang banyak dengan biaya yang tidak masuk akal baik jasa maupun komponen yang diganti," kata Jusri.

Jalan menanjak dan macet tak jarang timbul bau sangit dari mobil. Salah satu penyebabnya karena kebiasaan menggantung kopling.

Koordinator Eksekutif Technical Service Astra Daihatsu Motor Anjar Rosadi menyebut kebiasaan menggantung atau bermain setengah kopling saat menghadapi kemacetan di tanjakan bisa memperpendek umur kampas kopling.

"Kalau kampas kopling bau sangit itu karena pengemudinya main setengah kopling," kata Anjar saat dihubungi detikcom, Rabu (9/10/2019).

"Sebaiknya hindari main setengah kopling, biasanya orang main setengah kopling saat macet di tanjakan," ungkap Anjar.

Kalaupun mobil harus menghadapi kemacetan ditanjakkan sebaiknya pengemudi menggunakan rem tangan, ia menyarankan agar tidak menggunakan metode setengah kopling. "Sebaiknya gunakan rem tangan untuk membantu menahan kendaraan saat akan take off di posisi menanjak," ujar Anjar.

Anjar menyebut tak melulu saat timbul bau sangit atau tak sedap harus mengganti komponen. Namun supaya aman perlu diperhatikan dicek seksama, apakah kopling sudah tipis yang berakibat pada tenaga dan konsumsi BBM.

"Sepanjang mobil masih bisa digunakan, bisa dilanjutkan. Tapi segera setelah itu kunjungi bengkel terdekat untuk memastikan kondisinya," tutur Anjar.

"Jika diperlukan penggantian, segera lakukan penggantian kampas kopling," saran Anjar.

Banyak oknum masyarakat yang melakukan modus kejahatan untuk memeras pengguna kendaraan bermotor. Baru-baru ini tengah viral seorang warganet membagikan kisahnya ketika akan dikerjai oleh oknum montir nakal di Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Cerita dan foto yang diunggah akun Facebook Enk Enk itu mengisahkan mobilnya yang berasap ketika sedang melaju di Puncak, Jawa Barat. Ternyata, asap itu timbul karena ada oknum yang menyiram oli ke rem mobilnya agar mobil berasap. Kalau sudah berasap, biasanya pengendara akan panik. Montir nakal itu akan melancarkan modusnya dengan menembak harga perbaikan mobil. Bahkan tagihan biaya perbaikannya kerap tak masuk akal. Padahal mobilnya tak memiliki masalah berat.

Founder & Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan cerita ini sebenarnya merupakan modus lama. Bahkan sejak puluhan tahun lalu, kata Jusri, modus ini sudah ada. Modusnya tak cuma menyiram oli ke rem, ada pula yang sampai mencopot selang bensin.

"Saya 30-40 tahun yang lalu sudah ada kejadian ini. Tahu-tahu sudah ada aja (montir) yang datang, di jalur Puncak juga, 40 tahun lalu sudah ada. Ada yang nyiram air, ada yang pakai oli, ada yang mutusin selang bensin," kata Jusri kepada detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (9/10/2019).

"Ada beberapa cara mereka selain menyiram oli. Ada juga yang mencopot selang bensin dari tangki, sehingga nggak lama kemudian mobilnya mogok. Distarter-starter, injeksi sudah nggak nyemprot (bahan bakar) ke ruang bakar lagi," ujarnya.

Ada juga modus menebar ranjau paku seperti yang masih ada di jalanan Jakarta. Mereka menebar paku agar ban mobil 'mangsanya' bocor.

"Kalau zaman dulu, mereka biasa pakai paku sebelum tubeless ramai. Tapi juga setelah tubeless mereka pakai ranjau paku yang kaya di jalan-jalan Jakarta itu yang berlubang tengahnya," kata Jusri.

Lebih parah, modus itu dimanfaatkan oknum untuk perampokan. "Kalau yang di Puncak itu lebih kepada dikerjain, tapi mungkin bisa disebut setengah perampokan, karena nanti akhirnya si pengemudi atau pemilik mobil harus mengeluarkan uang banyak, dengan biaya yang tidak masuk akal baik jasa maupun komponen yang diganti," ujarnya.

Belum lama ini jagat maya diramaikan oleh cerita terkait montir nakal yang terjadi di wilayah Puncak, Bogor. Perkara masalah mobil memang tidak semua pengemudi menguasai namun satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah tidak grasa grusu dalam mengambil keputusan.

"Sebaiknya tetap tenang, jangan panik, dan tetap kendarai kendaraan," Koordinator Eksekutif Technical Service Astra Daihatsu Motor Anjar Rosadi saat dihubungi detikcom, Rabu (9/10/2019).

Anjar melanjutkan dengan ketenangan, pengemudi tetap bisa memastikan kinerja komponen kendaraan. Bila hendak melakukan pengawasan lebih lanjut sebaiknya di tempat yang dirasa ramai dan aman.

"Sepanjang tidak ada hal-hal yang abnormal terkait fungsi-fungsi kendaraan. Lanjutkan saja, nanti di tempat yang aman atau ramai, baru dipastikan kondisinya," kata Anjar.

Bahkan kabarnya modus nakal tersebut sudah terjadi beberapa tahun ke belakang. Modusnya, montir itu akan menyatakan salah satu komponen mobil rusak dan harus diganti dan mematok harga.

Hal itu diceritakan oleh Founder & Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu.

"Saya pernah pakai mobil zaman dulu itu 35 tahun yang lalu dari Jakarta ke Bandung, itu lagi macet-macet tahu-tahu mobil mogok. tapi begitu kita berhenti, datang dua orang. Dia bilang karburator rusak. Saya namanya masih muda, namanya belum tahu zaman dulu ya dibongkar sama dia. Kena tuh zaman dulu Rp 125 ribu. Setelah lama baru tahu itu permainan mereka. Selang bensin yang dicopot," kata Jusri membagikan kisahnya kepada detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (9/10/2019).


Hide Ads