Sebaiknya kalau terlibat kecelakaan jangan langsung kabur. Pengemudi seharusnya menyelesaikan masalah terlebih dahulu, apalagi kalau sampai timbul korban jiwa.
Namun, bisa saja pengendara yang terlibat kecelakaan kabur karena menghindari amukan massa. Tapi, seharusnya kalau lari karena menghindari amukan massa pengendara itu tetap bertanggung jawab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lari (kabur) ini bermacam-macam konteksnya. Bisa karena dia mau lepas dari tanggung jawab, atau dia lari untuk menghindari dari amukan massa, kita nggak tahu. Mungkin bagi pelaku yang terlibat kecelakaan mereka memikirkan keselamatannya untuk menghindari amukan massa, tapi ingin tetap mempertanggungjawabkan akibatnya," kata Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu kepada detikcom, Rabu (8/5/2019).
"Nah saran saya, mereka (yang kabur karena menghindari amukan massa) harus segera berhenti di tempat yang aman kalau situasinya tidak memungkinkan berhenti di tempat kejadian. Mereka bisa pergi ke pos-pos polisi yang terdekat untuk melaporkan kejadian tersebut. Karena namanya tabrak lari sanksi hukumnya beda dengan menyerahkan diri. Kalau dia melaporkan itu kan menyerahkan diri," sebutnya.
Diberitakan detikNews, pengemudi Camry berinisial F diamankan warga dan polisi di Duren Tiga setelah kabur.
"Setelah kejadian pengemudi kendaraan sedan Toyota Camry tersebut tidak menolong korban lalu melarikan diri masuk ke jalur busway dan tertangkap oleh Ipda Deni Setiawan di Total Buah wilayah Buncit Jakarta Selatan," ujar Kasat Lantas Polres Jaksel AKBP Lilik Sumardi saat dimintai konfirmasi, Rabu (8/5/2019).
Sedan Camry menabrak tiga orang di Mampang sekitar pukul 09.15 WIB. Mobil dari arah Rasuna Said disebut saksi melaju kencang ke arah Mampang-Warung Buncit.
Di depan halte TransJakarta Mampang, Camry menabrak sepeda motor ojol yang sedang berhenti di pinggir jalan, lalu menabrak dua orang di trotoar.
"Akibat kejadian tersebut pengendara sepeda motor meninggal di lokasi, (sedangkan) dua orang mengalami luka ringan," ujar Lilik. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah