Mobil Modern di Indonesia Bisa Tenggak BBM Etanol 10% Tanpa Modifikasi

Mobil Modern di Indonesia Bisa Tenggak BBM Etanol 10% Tanpa Modifikasi

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Jumat, 17 Okt 2025 07:47 WIB
Mobil Modern di Indonesia Bisa Tenggak BBM Etanol 10% Tanpa Modifikasi
BBM etanol 10 persen kompatibel dengan mobil-mobil modern. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com
Jakarta -

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menegaskan, kebijakan BBM etanol 10 persen mulai tahun depan bukan masalah. Sebab, menurutnya, mobil-mobil modern bisa menenggak bahan bakar tersebut tanpa harus dimodifikasi.

Sekretaris Umum (Sekum) Gaikindo Kukuh Kumara menegaskan, mobil modern yang diproduksi di atas tahun 2000 secara umum kompatibel dengan E10. Sehingga, pemiliknya tak perlu merasa khawatir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sudah lama melakukan kajian, percobaan, dan berbagai macam. Jadi, kalau secara global saya sudah lihat dengan E10, jadi kendaraan-kendaraan yang dibuat di setelah tahun 2000, itu harusnya sudah mampu mengadopsi itu (BBM E10), tidak ada masalah," kata Kukuh di Jakarta, diberitakan CNN Indonesia, Rabu (16/10).

PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk baru bernama Pertamax Green 95, Senin (24/7/2023). Produk ini dijual seharga Rp 13.500 per liter.BBM etanol 10 persen cocok untuk mobil modern. Foto: Agung Pambudhy

Kukuh memastikan, pengujian BBM etanol dengan kadar lebih tinggi sudah dilakukan di dalam negeri.

ADVERTISEMENT

"Kita sudah buat percobaan sampai E20 pun tidak ada masalah. Di Brazil saja sudah bisa sampai E100, bahkan di sini pun kita sudah uji coba," tambahnya.

Gaikindo mendukung penerapan E10 sebab secara teknis memang memungkinkan. Selain itu, BBM jenis tersebut bakal membantu negara menurunkan emisi karbon dan meningkatkan pemakaian energi terbarukan.

Saat ini road map implementasi E10 masih disusun pemerintah. Sebelumnya pemerintah sudah menerapkan mandatory biofuel berupa campuran Solar dan minyak mentah sawit (crude palm oil/CPO) menjadi biodiesel buat mesin diesel.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas menegaskan, mulai tahun depan Indonesia wajib menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan kandungan etanol atau metanol 10 persen.

Langkah tersebut, kata Zulhas, diambil untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap bahan bakar berbasis minyak mentah.

"Sudah diumumkan oleh Menteri ESDM, pada tahun depan direncanakan, kita sudah mulai pakai premium atau bensin campur, 10 persen etanol atau metanol," kata Zulhas.

"Oleh karena itu, kita sekarang besar-besaran untuk mengembangkan tebu dan singkong (sebagai bahan baku etanol)," tambahnya.

Zulhas menegaskan, kebijakan tersebut bukan bersifat sukarela, melainkan wajib. Namun, semuanya harus diukur juga melalui kesiapan infrastruktur yang ada.

"Wajib. Tapi kalau kita sudah siap ya, perintah Bapak Presiden begitu," kata dia.




(sfn/lth)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads