Pelajaran dari Kecelakaan Bus Listrik Transjakarta di Setiabudi

Pelajaran dari Kecelakaan Bus Listrik Transjakarta di Setiabudi

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 24 Sep 2025 11:06 WIB
Bus Transjakarta tabrakan.
Bus Listrik Transjakarta Tabrak Toko. Foto: Adhi Wicaksono
Jakarta -

Pada awal September ini, bus listrik Transjakarta mengalami kecelakaan di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan. Bus itu menabrak toko dan menimbulkan korban luka.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Welfizon Yuza mengatakaan, bus listrik tersebut dinyatakan layak operasi. Ditegaskan, penyebab kecelakaan bukan karena rem blong melainkan karena human error.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV dari dalam bus, kecelakaan itu terjadi saat bus melalui lintasan putar balik atau U-Turn.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lintasan ini sifatnya sementara. Karena ada dampak beberapa pembangunan infrastruktur di sini, rutenya mengalami peralihan. Kemudian, ada U-Turn yang cukup tajam dan penyebabnya pada saat melalui U-Turn, pramudi mengalami micro sleep," kata Welfizon seperti dikutip Antara.

ADVERTISEMENT

Setelah itu, bagian kiri bus menyerempet trotoar. Pengemudi kaget dan banting setir ke kanan. Saat bermaksud menginjak rem, karena sopir panik bus malah menabrak pertokoan.

Bahaya Microsleep

Praktisi keselamatan berkendara yang juga Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menjelaskan microsleep adalah kondisi pengemudi benar-benar letih.

"Microsleep adalah sebuah kondisi di mana otak pengemudi blank karena terlalu lelah akibat tidak beristirahat untuk refresh secara berkala," jelas Sony kepada detikOto beberapa waktu lalu.

Bagaimana cara mengatasi atau menghindari microsleep? Sony menyarankan agar pengendara beristirahat cukup agar tak mengalami microsleep.

"Biasakan tidur cukup sebelum mengemudi dan istirahat berkala. Ketika saat mengemudi dan badan sudah memberikan sign nguap, pegal-pegal, artinya harus stop dan istirahat, streching ringan," saran Sony.

Founder dan Lead Instructor Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu juga mengatakan, pengemudi sangat disarankan untuk segera beristirahat jika sudah lelah. Jika dipaksakan mengemudi, hal itu menyebabkan menurunnya refleks saat berkendara.

Jusri mengimbau untuk beristirahat setiap 2-3 jam sekali selama perjalanan. Selain itu, lakukan peregangan ringan pada leher, bahu, tangan dan kaki agar tubuh tetap rileks.

"Pengemudi yang lelah cenderung melakukan kesalahan, seperti salah memperhitungkan jarak atau kecepatan," ujarnya.




(rgr/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads