Pasar Mobil Lesu, Segini Jumlah PHK di Industri Komponen

Pasar Mobil Lesu, Segini Jumlah PHK di Industri Komponen

Ridwan Arifin - detikOto
Senin, 01 Sep 2025 13:39 WIB
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menargetkan memproduksi 150.000 unit mobil Innova dan Fortuner di tahun 2012. Selain pasar domestik kendaraan yang diproduksi juga diekpor ke 28 negara. Yuk, kita intip proses perakitan mobil di pabrik yang terletak di Karawang tersebut.
Ilustrasi pekerja pabrik Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengungkapkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri komponen kendaraan mulai terjadi sejak tahun 2024. Hal ini disebabkan pasar mobil yang mengalami penyusutan.

Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), menyebut besaran PHK mulai dari 3 sampai 24 persen dari total pekerja perusahaan. Saat ini GIIAM beranggotakan 250 perusahaan komponen berskala kecil hingga berstatus industri semi padat karya.

"Berdasarkan informasi anggota, pengurangan karyawan sebenarnya mulai terjadi di pertengahan 2024. Berdasarkan info per Juli kemarin pengurangan karyawan bervariasi 3-23 persen tergantung dari jenis perusahaan masing-masing," kata Rachmat dikutip dari CNN Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gaikindo, jumlah kendaraan yang sudah terdistribusi sebanyak 435.390 unit sepanjang Januari-Juli 2025, capaian itu menyusut 10,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

ADVERTISEMENT

Isu lain yang disoroti ialah mobil listrik impor. Tanpa komponen lokal, mobil tersebut bisa menekan industri komponen lokal. Ditambah lagi meningkatnya impor truk CBU untuk kebutuhan pertambangan turut menekan pasar.

"Itu membuat total pasar tergerus lebih dari 38 persen. Dan dengan sangat terpaksa beberapa industri komponen atau part yang tidak bisa ekspor mengurangi karyawannya," ucap dia.

Diberitakan detikcom sebelumnya, Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengungkapkan dampak penurunan penjualan ini sudah terasa pada rantai pemasok.

"Kami mendapat banyak pertanyaan, walaupun ini bukan lingkupnya Gaikindo, karena komponen," kata Kukuh.

"Perusahaan mengeluhkan, Pak kalau terus-terusan volume-nya seperti ini, kita berat. Karena supply semakin menurun," katanya.

"Saya belum mengkonfirmasi angkanya, ada perusahaan yang mereka melakukan pemutusan hubungan kerja, karena volume penjual turun dalam negeri, supply mereka juga menurun," terang dia lagi.




(riar/rgr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads