Industri Otomotif Indonesia Penting, Jangan Sampai Jadi Medan Perang Harga

Industri Otomotif Indonesia Penting, Jangan Sampai Jadi Medan Perang Harga

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 01 Agu 2025 08:43 WIB
Suasana saat gelaran GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang, Rabu, (23/7/2025).
Ilustrasi penjualan mobil di Indonesia. Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Jakarta -

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai industri otomotif sebagai salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Maka dari itu, industri ini jangan sampai diganggu dengan perang harga mobil yang terjadi akhir-akhir ini.

"Ini adalah industri yang strategis dan sangat penting sekali. Indonesia menduduki posisi yang sangat penting, dan kita tak ingin (industri otomotif) ini menjadi medan perang harga. Kita harus menjadi lahan untuk menjadi basis produksi industri kendaraan bermotor di kawasan Asean," ujar Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara dalam acara Dialog Industri Otomotif Nasional di arena GIIAS 2025, ICE-BSD City, Tangerang, Kamis (31/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, industri otomotif melibatkan sekitar 1,5 juta orang dari industri tier 1 sampai tier 3. Industri otomotif Indonesia juga memiliki kontribusi besar terhadap PDB atau pendapatan domestik bruto. Industri otomotif juga melibatkan banyak sekali sektor UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di Indonesia.

Kukuh mengatakan, saat ini Indonesia masih menjadi rajanya penjualan mobil domestik di Asia Tenggara. Indonesia lebih baik dari negara tetangga, seperti Malaysia dan juga Thailand. "Malaysia naik kelas ke posisi kedua, yang biasa diisi Thailand. Thailand drop ke posisi ketiga dengan penjualan kisaran 500 ribu (per tahun)," sambung Kukuh.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, tren negatif masih menghantui penjualan mobil Tanah Air. Pada semester satu tahun 2025, penjualan mobil di Indonesia turun 8,6%, dibanding periode yang sama tahun 2024 untuk wholesales. Sementara penurunan secara retail lebih signifikan lagi, sekitar 9,7%.

Salah satu faktor yang bikin penjualan mobil di Indonesia merosot adalah karena turunnya daya beli di kelas menengah, ditambah harga mobil terus naik setiap tahunnya. Buat informasi, jumlah kelas menengah di Indonesia antara 10 hingga 11 juta.

"Kajian menunjukkan, kelas menengah yang jumlahnya 10-11 juta tadi, income-nya naiknya sekitar 3% satu tahun, namun harga mobil yang menjadi incaran utama naiknya sekitar 7%, jadi gapnya makin lama makin besar," bilang Kukuh.




(lua/dry)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads