PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI) punya cara unik dalam mengelola ban reject atau catat produksi. Alih-alih membuangnya, mereka justru mengolahnya menjadi benda lain yang bermanfaat!
Anindito Ajireswara selaku Consumer Marketing 1 Manager PT BTI mengatakan, persentase ban Bridgestone cacat produksi sebenarnya sangat kecil. Bahkan, tak sampai satu persen. Namun, pihaknya tak lantas membuang produk reject tersebut.
"Kita ada kerja sama dengan beberapa masyarakat, salah satunya program sosotan dengan warga di daerah Bogor untuk mengolah ban reject jadi barang-barang yang berfungsi," ujar Anindito Ajireswara di Karawang, Jawa Barat, Rabu (14/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Anin menjelaskan, pihaknya memberikan alat dan mesin khusus kepada kelompok masyarakat terkait untuk memisahkan material karet dengan benang dan kawat di ban. Nantinya, material karet akan dibuat karpet mobil dan benangnya untuk tambang di kapal.
"Jadi itulah bentuk-bentuk daur ulang yang kami lakukan dan sudah kami kerjakan sejak 2021 sampai sekarang," ungkapnya
Bridgestone sementara hanya bekerja sama dengan kelompok masyarakat di desa Pabuaran, Bogor. Sebab, jumlah ban yang reject sejatinya sangat sedikit. Anin tak bisa mengurai bagaimana detail pengerjaannya, namun dia memastikan prosesnya memakai metode cutting.
![]() |
Lebih jauh, Anin menjelaskan, Bridgestone Indonesia punya proses QC atau pemeriksaan yang sangat ketat dan bertahap. Mereka ingin memastikan, ban yang sampai ke tangan konsumen benar-benar dalam kondisi sempurna dan tanpa masalah atau keluhan.
"Jadi ada kekurangan sedikit aja itu akan dikirim untuk di-reject. Karena dari ribuan barang yang diproduksi, pasti ada aja 1-2 yang reject kan. Tapi seperti yang dibilang tadi, angkanya tak sampai 1 persen," kata dia.
(sfn/dry)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat