Indonesia akan menghadapi Filipina dalam lanjutan laga grup F, babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, malam nanti (11/6/2024) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Dengan materi pemain sepakbola lebih baik, Indonesia diunggulkan menang melawan Filipina. Nah, jika kita bicara kaitannya dengan otomotif, ternyata otomotif Filipina saat ini dijajah mobil-mobil rakitan Indonesia.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada 2023 angka ekspor mobil utuh atau CBU (completely built up) Indonesia, tercatat 505.134 unit. Angka itu naik 6,7% dibandingkan dengan tahun 2022. Capaian itu melebihi target 2023, yaitu 500.000 unit.
Sebagai informasi, Indonesia telah mengekspor kendaraan CBU ke lebih dari 93 negara. "Ekspor nomor satu kita ke Filipina, ekspor terbesar CBU (kedua) ke Meksiko," kata Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara di Jakarta (16/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut daftar 10 negara teratas penerima ekspor mobil dari Indonesia sepanjang tahun 2023:
1. Filipina: 159.121 unit
2. Mexico: 56.483 unit
3. Vietnam: 40.241 unit
4. Arab Saudi: 40.289 unit
5. Thailand: 37.004 unit
6. Afrika dan Timur Tengah: 25.287 unit
7. Jepang: 23.260 unit
8. Peru: 14.501 unit
9. Uni Emirat Arab: 13.951 unit
10. Kuwait: 9.178 unit.
Beberapa model mobil rakitan Indonesia laris manis di Filipina, contohnya seperti Toyota Fortuner, Toyota Innova Zenix, Toyota Rush, Suzuki APV dan Carry, hingga Isuzu Traga.
Saking banyaknya pengiriman mobil buatan Indonesia ke Filipina, pada 2021 lalu Filipina pernah melakukan upaya menjegal masuknya mobil-mobil rakitan Indonesia, dengan mengeluarkan kebijakan safeguard berupa bea masuk tindakan pengamanan perdagangan sementara (BMTPs). Safeguard merupakan upaya melindungi produk lokal dari serbuan impor produk serupa yang dinilai mengancam kelangsungan industri dalam negeri. Kebijakan tersebut diterapkan pada Januari 2021.
Pada Agustus 2021, kebijakan tersebut dibatalkan, sehingga Indonesia bisa mengirim kembali mobil-mobil rakitannya tanpa harus terkena ongkos bea masuk BMTPs. Tak ayal, pengiriman mobil produksi Tanah Air ke Filipina pun kembali normal dan terus meningkat angkanya.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali