Kecelakaan maut terjadi lagi di Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Casablanca, Jakarta. Pengendara motor yang melawan arah karena menghindari petugas polisi tewas ditabrak mobil Toyota Fortuner.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (18/2/2024). Kasie Laka Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Diella Kartika Artha mengatakan saat itu korban MAI dan rekannya, F, nekat melawan arah di JLNT Casablanca untuk menghindari petugas.
"Kendaraan sepeda motor yang dikemudikan oleh Saudara F dan kendaraan sepeda motor yang dikemudikan oleh Saudara MAI melaju dari arah timur menuju barat di Jalan Layang Non-Tol Casablanca (Kampung Melayu-Tanah Abang) wilayah Jakarta Selatan," kata Diella dalam keterangannya, dikutip detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena pada saat kejadian sedang ada giat patroli rutin yang dilakukan oleh Satlantas Polres Jaksel untuk antisipasi balapan liar dan lain-lain," imbuhnya.
Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran bagi pengendara sepeda motor untuk tidak lagi masuk ke JLNT Casablanca. Sayangnya, ada pemikiran salah kaprah dari sebagian masyarakat terkait kejadian ini.
Di unggahan Instagram detikcom saja, beberapa ada yang berkomentar mengapa polisi berjaga di pintu keluar JLNT Casablanca. Mereka beranggapan seharusnya polisi berjaga di pintu masuk JLNT Casablanca.
"Kalo niat nyegat polisi mesti di pintu masuk, jangan malah dipintu keluar!!!" komentar salah satu warganet di akun Instagram detikcom.
"Tolong lah pak polisi, jangan sampai ada korban lagi akibat bapak bapak menunggu di jalan turun, lagian kenapa sih pemotor ga boleh lewat jalan itu? Kalau alasannya cumen angin mah sepertinya ga masuk akal sehat saya sebagai warga jakarta," komentar warganet lainnya.
"Makanya polisi jaganya diawal kendaraan mau naik flyover.. bukan jebakan diatas atau diakhir.. orang mau nakal bisa ga jadi kalo diawal flyover.. pinter dikit," sebut warganet lain lagi.
Pemikiran-pemikiran itu salah kaprah. Menurut praktisi keselamatan berkendara yang juga founder dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, penjagaan polisi itu sudah ada SOP-nya.
"Ini ada pemikiran salah. Peraturan itu bukan ada atau tidak ada polisi. Peraturan itu demi keselamatan, kenyamanan pengguna jalan. Polisi melakukan penindakan penegakan hukum, itu tidak bisa menempatkan di seluruh setiap rambu-rambu lalu lintas. Kalau kita lihat di negara maju kita jarang melihat polisi (yang berjaga). Karena mereka merasa peraturan adalah kebutuhan hidup mereka. Kalau ada yang bilang kan nggak ada polisi, sorry banget, di situ menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap keselamatan, kenyamanan, di ruang publik itu salah," beber Jusri saat berbincang dengan detikOto melalui sambungan telepon.
"Kalau masyarakat ada yang bertanya (kenapa polisi tidak berjaga di pintu masuk) begitu, itu jelas mengindikasikan kelemahan mereka akan kesadaran tentang keselamatan. Harusnya sudah jelas sudah ada rambu-rambu, ada peraturan, nggak perlu ada polisi. Nanti juga lama-lama polisi yang monitor akan berkurang, yang mengawasi adalah ETLE (tilang elektronik) semua nantinya," sambungnya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah