Jokowi: Sertifikat Tanah Disekolahkan buat Usaha, Untungnya Baru Beli Motor-Mobil

Jokowi: Sertifikat Tanah Disekolahkan buat Usaha, Untungnya Baru Beli Motor-Mobil

Ridwan Arifin - detikOto
Rabu, 24 Jan 2024 10:25 WIB
Jokowi memberikan keterangan usai acara penyerahan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) tahun 2024 oleh Presiden Republik Indonesia di Gor Mustika Blora, Selasa (23/1/2024).
Presiden Jokowi Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti agar masyarakat lebih cermat saat menggadaikan sertifikat tanahnya untuk meminjam uang dari bank. Jokowi mengimbau saat sertifikat tanah 'disekolahkan' jangan langsung membeli barang konsumsi seperti kendaraan bermotor.

Menurut Jokowi, praktik menggadaikan sertifikat tanah ke bank sangat umum di kalangan masyarakat, apalagi yang baru menerima sertifikat dari pemerintah.

"Mboten nopo-nopo disekolahke (tidak apa-apa digadaikan), ini dipakai untuk agunan mboten nopo-nopo, tetapi dihitung kalau mau pinjam bank saget nyicil mboten bulanane (bisa membayar cicilannya tidak setiap bulan)?" kata Presiden Jokowi ketika membagikan 3.000 sertifikat tanah bagi warga di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa, dikutip dari Antara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden mengingatkan masyarakat supaya cermat menghitung sebelum menggadaikan sertifikat guna mencegah tunggakan utang di bank. Menurut dia, dana yang dipinjam masyarakat dari bank harus digunakan seluruhnya untuk modal usaha atau kerja.

"Jadi kalau pinjam (dari bank), saya titip pesan agar dipakai semua untuk modal usaha. Jangan dipakai untuk barang konsumsi. Nanti kalau usahanya sampun mlaku (sudah berjalan), kalau dapat untung mau beli motor atau mobil monggo (silakan), dibeli dari keuntungan bukan dari pokok pinjaman," kata dia.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengatakan program pembagian sertifikat tanah, yang hingga tahun 2023 telah mencapai 110 juta sertifikat untuk masyarakat, merupakan solusi dalam menyelesaikan sengketa lahan.

Diberitakan detikcom sebelumnya, Jokowi pernah menyinggung kemacetan kian meningkat lantaran masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum.

"Kalau kita lihat sekarang ini hampir di semua kota, utamanya kota-kota yang ada di Jawa macet. Ada yang sudah macetnya parah, ada yang macetnya sedang-sedang, ada juga yang baru mulai macet, tapi macet," kata Jokowi dikutip dari video yang diunggah YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi menyebut, masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Apalagi, ketika finansial seseorang kuat, mereka cenderung membeli kendaraan pribadi baik mobil maupun motor. Jokowi menegaskan pemerintah terus mendorong penggunaan transportasi umum. Pemerintah juga sudah menyiapkan berbagai alternatif transportasi umum.

Di Jakarta misalnya, Jokowi membeberkan sudah ada transportasi massal seperti MRT, LRT, dan TransJakarta. Transportasi umum itu diharapkan bisa membuat masyarakat beralih dari kendaraan pribadi.

"Di semua kota mestinya juga harus mulai berpikir ke arah sana. Menggunakan transportasi massal, menggunakan transportasi umum," sambungnya.

Jumlah kendaraan di Indonesia memang cukup fantastis. Mengutip data Electronic Registration Identification (ERI) Korlantas Polri, jumlah kendaraan yang berada di Pulau Jawa memang paling banyak di antara pulau-pulau lainnya. Untuk mobil pribadi tercatat jumlahnya mencapai 13.620.673 unit. Kemudian untuk sepeda motor jumlahnya mencapai 78.086.345. Secara keseluruhan bila bus hingga kendaraan khusus masuk hitungan totalnya mencapai 94.955.014.




(riar/rgr)

Hide Ads