Aryanto Misel, penemu Nikuba, alat konversi air jadi bahan bakar diundang ke Italia. Topik ini menjadi salah satu berita terpopuler sepanjang Juli 2023.
Kabar yang berkembang di masyarakat, Nikuba diajak diajak oleh penyedia energi Lamborghini dan Ferrari pada medio Juni 2023. Keberangkatan Aryanto Misel ke Italia juga dimuat dalam laman tniad.mil.id, disebutkan Nikuba mendapat kesempatan untuk dipresentasikan pada beberapa pabrikan otomotif Italia yang dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2023 di Milan. Aryanto ditemani tim yang terdiri dari Sumardi dan Immanuel Hutapea untuk memenuhi undangan tersebut.
Pada Juli 2023, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) membenarkan Aryanto Misel diajak ke Italia oleh undangan yang sama, PT Octagon Precision Indonesia dan Gempacs. BRIN membenarkan salah satu penelitinya bertemu yang dengan penemu Nikuba, Aryanto Misel di Italia bukan maksud untuk memata-matai.
"Kebetulan periset itu di bawah saya, jadi mengkonfirmasi bahwa memang datang ke Italia atas undangan mitra kerja sama kami dengan teknologi yang berbeda. Teknologi yang kita kerja sama adalah motor listrik, tidak ada kaitannya sama sekali. Cuma kebetulan sponsornya sama, sehingga akhirnya bertemu karena sponsornya sama," kata Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Haznan Abimanyu saat konferensi pers di kantor BRIN, kawasan Jakarta Pusat, Jumat (14/7).
PT Octagon Precision Indonesia saat diketahui punya unit bisnis sebagai pemasaran motor listrik Gesits di Indonesia. Sedangkan Gempacs, dalam situs resminya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang mobilitas motor listrik tempel untuk perahu serta pengisian daya di pelabuhan dan layanan Internet of Thing (IoT).
"(Diundang) Perusahaan motor listrik, basisnya di Indonesia, jadi mitra kami ada induknya di Italia, nah mitra kami yang mengundang pak Misel ke induknya untuk mempresentasikan, nah induknya ini yang ke Cirebon," tambah dia.
DetikOto menghubungi Sumardi perwakilan dari PT Octagon Precision Indonesia terkait kegiatan Nikuba saat di Italia. Seperti diketahui, sebelumnya Nikuba disebut menyedot atensi perusahaan penyedia energi Ferrari dan Lamborghini.
"Untuk saat ini izinkan kami fokus kepada pengembangan inovasi menuju ke tahapan technology readyness level uji dan engineering," jawab Sumardi saat ditanya bagaimana kegiatan Nikuba saat di Italia kepada detikcom, Selasa (18/7/2023).
Nikuba sudah viral sejak Mei 2022 silam, lalu kembali menjadi topik setelah diundang ke Italia pada Juni 2023. Lalu kenapa BRIN belum menguji coba?
Dadan Nugraha, Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mengungkapkan, BRIN sudah mengunjungi Aryanto Misel di Cirebon, Jawa Barat sejak pertengahan Mei 2022. Kala itu BRIN membuka komunikasi kepada Nikuba untuk diuji secara ilmiah.
"Kalau saya datang ke sana memang niatnya tidak masuk ke hal teknis dulu tapi mencoba membuka komunikasi dan menawarkan tadi (memfasilitasi Nikuba untuk diuji). Jadi belum masuk ke hal teknis ke pengujian apalagi sampai menyimpulkan apakah itu murni energi air menjadi listrik atau tetap ada bantuan BBM, kami belum bisa menjawab itu, seperti yang disampaikan pak Haznan, BRIN belum melakukan proses pengujian," ujar Dadan di Jakarta Pusat, belum lama ini.
Dadan mengatakan BRIN belum mengajak secara resmi Aryanto Misel untuk pengujian setelah kunjungan pada Mei 2022 lalu. Tapi BRIN mengaku selalu membuka pintu untuk penemuan inovasi karya anak bangsa.
"Prinsipnya kapan pun beliau berkenan dan sering juga disampaikan pak Kepala, kami sangat terbuka. Jadi mungkin jika ada peluang beliau berkenan untuk melanjutkan komunikasi kita yang terdahulu, itu siap saja," kata Dadan.
"Saya juga sudah pernah menghubungi beliau, tapi jujur belum ada respons lagi dari beliau. Tidak lama (menghubungi Aryanto Misel) setelah saya bertemu di Cirebon itu," tambahnya lagi.
Penemu Nikuba Ungkap Sudah 'Dibantai Habis', Apa Maksudnya?
Di sisi lain, sepulangnya dari Italia sang penemu rupanya mengungkap ogah mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam hal ini BRIN. Aryanto tampaknya sudah kadung dibuat kecewa bahkan dia mengungkap sudah 'dibantai habis' di sini. Aryanto bahkan mengatakan tidak butuh bantuan pemerintah. Dia juga tak mempermasalahkan alat temuannya dijual ke pihak asing.
"Saya enggak butuh mereka, saya sudah dibantai habis, Pak, enggak mau," jawabnya saat ditanya terkait peran pemerintah dan BRIN untuk membantu pengembangan Nikuba belum lama ini.
Ungkapan 'dibantai habis' yang diungkap penemu Nikuba sampai membuat dirinya ogah dibantu pemerintah itu juga ramai jadi perbincangan. Tidak sedikit yang menyudutkan BRIN terkait ungkapan itu. Tak diketahui makna pasti dari kata 'dibantai habis' tersebut. Namun dalam video yang beredar di sosial media sebagaimana diunggah ulang akun Twitter @AbdiYanzil, 'dibantai habis' itu merujuk pada perilaku salah satu orang BRIN yang mematahkan temuan Aryanto Misel. Aryanto mengatakan bahwa pihak BRIN menyebut, Nikuba tidak akan maju tanpa bantuan BRIN.
"Itu kan saya ribut itu sama orang BRIN, saya nerangin belum sampai selesai langsung dipatahin itu di tengah. 'Tanpa BRIN enggak akan jalan itu Nikuba', bahasa itu kan enggak etis. Mau jalan mau enggak buktinya Kodam beli sama saya udah ratusan juta sampai sekarang barangnya," jelas Aryanto dalam video.
Di sisi lain, BRIN tak menampik bahwa kekecewaan mungkin disebabkan pernyataan yang dibuat oleh salah seorang perisetnya. Meski begitu, BRIN mengatakan masih membuka kesempatan bagi Aryanto bila ingin menggunakan fasilitas yang tersedia guna keperluan mengembangkan Nikuba.
"Saya baru silaturahmi, membuka pintu komunikasi. Kita ngobrol-ngobrol, tapi memang beliau waktu itu, mungkin sebelumnya ada statemen tdari periset BRINyang kurang berkenan di beliau. Itu kalau klaim beliau, cerita juga ke saya. Jadi sudah menutup diri, saya (Aryanto Misel) tidak mau dibantu, kira-kira begitu," ungkap Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dadan Nugraha.
Tim detikOto sudah mencoba menghubungi pihak Aryanto Misel. Namun Aryanto belum memberikan responnya.
Aryanto Misel pernah menjelaskan cara kerja Nikuba
Nikuba sendiri sebelumnya sudah viral pada tahun 2022. Kala itu Nikuba diklaim hanya membutuhkan satu tetes air untuk menempuh jarak sekitar 50 km. Alat pengkonversi air jadi BBM itu juga sudah diuji dengan memasangnya di kendaraan dinas TNI.
Aryanto menyebut, untuk sekitar 1 liter air yang dikonversi menjadi Hidrogen melalui Nikuba buatannya, mampu membuat kendaraan menempuh perjalanan dari Cirebon hingga Semarang, pulang pergi. Salah satu anggota TNI yang motornya dipasangi Nikuba pun bercerita pengalamannya. Dengan menggunakan Nikuba selama empat hari, hanya membutuhkan air kurang dari setengah liter.
Aryanto Misel mengatakan Nikuba buatannya memiliki fungsi memisahkan antara Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2) yang terkandung dalam Air (H2O) melalui proses elektrolisis.
Hidrogen yang telah dihasilkan kemudian dialirkan ke ruang pembakaran kendaraan bermotor sebagai bahan bakar. Sementara Oksigennya akan kembali dielektrolisis menjadi Hidrogen dan dialirkan lagi ke ruang pembakaran kendaraan bermotor.
Hanya saja, kata Aryanto, Air yang bisa dikonversi menjadi Hidrogen untuk bahan bakar kendaraan bermotor melalui alat Nikuba adalah air yang sudah tidak memiliki kandungan logam berat.
"Air yang dimasukkan ke dalam alat ini akan dielektrolisis. Air yang telah dimasukkan nantinya akan terpecah menjadi hidrogen (H2) dan oksigen (O2)," kata Aryanto dikutip dari detikJabar pada 2022.
"Hidrogen (H2) ini nantinya akan dialirkan ke ruang pembakaran mesin kendaraan. Sementara oksigen (O2)nya dielektrolisis lagi agar menjadi hidrogen untuk kembali dialirkan ke ruang pembakaran," kata dia melanjutkan.
Simak Video "Video Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru, Kadal Buta dari Pulau Buton"
(riar/lua)