PT Jasa Marga (Persero) mengungkap sejumlah keuntungan jalan tol menggunakan rangka baja. Pernyataan tersebut disampaikan seiring dengan ramainya kasus korupsi Tol Jakarta-Cikampek II alias MBZ yang modusnya mengganti rangka jalan dari beton ke baja.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana mengatakan, rangka baja memiliki strength to weight ratio tinggi yang bisa meminimalkan pondasi, sehingga memudahkan transportasi untuk kontruksi.
Selain itu, kata dia, material baja juga membuat proses pengerjaan proyek lebih mudah ketimbang beton. Kemudian, lanjutnya, material baja membuat waktu konstruksi lebih cepat, serta proses pemasangannya lebih mudah dan fleksibel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lisye juga memastikan, penggunaan bahan baja membuat umur rangka menjadi lebih panjang dan perawatannya lebih mudah dibandingkan beton.
"Jalan Layang MBZ telah memenuhi persyaratan laik fungsi dan laik operasi secara teknis, administratif dan sistem operasi tol, sehingga dapat dioperasikan seperti jalan tol lainnya yang telah beroperasi di Indonesia," ujar Lisye melalui keterangan resminya, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (23/11).
Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono memastikan, Tol MBZ bukan satu-satunya yang menggunakan rangka baja. Sebab, ada beberapa jalan bebas hambatan yang mengadopsi material serupa.
"Kalau baja, yang (Tol) Tomang itu baja. Jadi enggak ada masalah antara baja dengan beton. Di Tomang itu baja, mana lagi? Cikunir? Baja kan?" demikian ungkap Basuki, belum lama ini.
"Menurut kami dari Kementerian PUPR, enggak ada risiko. Itu udah diuji oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Sudah ada sertifikasinya," sambungnya.
![]() |
Selain itu, Basuki memastikan, Tol MBZ dibangun sudah sesuai standar keamanan. Dia menjelaskan, pemilihan rangka beton atau baja tergantung pada teknis atau kebutuhan.
"Kalau teknis enggak ada masalah. Itu pilihan teknis. Bisa beton, bisa baja. Hanya pilihan teknis. Kalau baja akan lebih cepat dikerjakan," kata Basuki.
Sebelumnya, Kasubdit TPPU Direktorat Penyidikan Jampidsus, Haryoko Ari Prabowo Kejaksaan Agung (Kejagung) RI mengurai modus kecurangan kasus korupsi pembangunan Tol MBZ pada periode 2016-2017.
Haryoko menjelaskan, aksi korupsi tersebut dilakukan para tersangka dengan mengurangi spesifikasi atau volume proyek. Kata dia, proyek jalan layang yang seharusnya dibangun menggunakan rangka beton justru diubah menjadi rangka baja.
"Rencananya memang diawal pakai beton, kemudian diubah menjadi baja," kata Haryoko.
(sfn/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah