Nilai tukar rupiah dolar AS (USD) terhadap rupiah belakangan ini semakin menguat, bahkan nyaris menyentuh kurs Rp 16 ribu per 1 USD. Menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang rupiah ini bisa berbahaya bagi industri otomotif Indonesia.
"Ini berbahaya, karena bahan baku (pembuatan mobil) semuanya masih pakai dolar. Jadi kalau interest naik, dolarnya menguat, rupiah melemah, itu nanti akan berpengaruh terhadap cost (produksi) kendaraan itu sendiri. Kemudian bakal mempengaruhi juga yang namanya harga jual mobil, dan interest-nya itu akan lebih berbahaya. Jadi itu agak sedikit bikin khawatir," kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi ditemui detikOto di arena Japan Mobility Show (JMS) 2023, Tokyo Big Sight, Rabu (25/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sejauh ini nilai tukar USD terhadap rupiah masih ada di kisaran Rp 15.859 per 1 USD. Tapi untuk saat ini hal itu belum terlalu berdampak ke industri otomotif roda empat.
"Mobil itu kan bukan kita bikin hari ini, terus besok kita jual. Kita sudah punya stok (komponen) cukup lama, bahan baku, besinya, dan segala macam," tambah Nangoi.
Meski begitu, jika nilai tukar USD terhadap rupiah terus menguat, maka itu akan dikhawatirkan bisa berdampak ke sektor otomotif, sehingga harga mobil baru bisa saja bakal dinaikkan oleh para produsen.
"Kalau (nilai tukar dolar AS) menguat terus, maka dalam jangka panjang kami harus melakukan adjusment (penyesuaian harga mobil baru). Tapi kembali lagi, masalah adjusment harga itu adalah kebijakan masing-masing APM (Agen Pemegang Merek)," tukas Nangoi.
(lua/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP