Pengantar Jenazah Kerap Arogan, Bukan Didoain Jadinya Malah Disumpahin Orang

Pengantar Jenazah Kerap Arogan, Bukan Didoain Jadinya Malah Disumpahin Orang

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 06 Okt 2023 07:23 WIB
Tangkapan layar video viral sopir truk dipukuli rombongan pengantar jenazah di Cilincing, Jakut.
Foto: Tangkapan layar video viral sopir truk dipukuli rombongan pengantar jenazah di Cilincing, Jakut. (dok. Instagram)
Jakarta -

Iring-iringan pengantar jenazah sering kali menimbulkan cekcok di jalan raya. Konvoi itu kerap berbuat arogan. Bahkan, iring-iringan pengantar jenazah ada yang tak segan merusak kendaraan orang lain sampai melakukan kekerasan.

Aksi anarkis iring-iringan pengantar jenazah tidak hanya terjadi satu-dua kali. Beberapa kali viral kejadian aksi arogansi konvoi pengantar jenazah.

Memang, iring-iringan pengantar jenazah menjadi salah satu pengguna jalan yang mendapat hak utama di jalan raya. Namun, bukan berarti bisa berlaku seenaknya hingga dicap arogan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagi keluarga (pengantar jenazah) yang dalam rombongan ini jangan arogan. Kasihan jenazah ini harusnya kita ikut mendoakan tapi yang terjadi adalah caci maki akibat kekesalan terhadap perilaku kalian," kata praktisi keselamatan berkendara sekaligus Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu kepada detikOto.

Jusri mengatakan, seharusnya iring-iringan pengantar jenazah meminta simpati kepada pengguna jalan dengan cara yang sopan. Dengan begitu, masyarakat yang melihat turut mendoakan ketimbang memaki atau bahkan menyumpahi karena kesal dengan konvoi yang arogan.

ADVERTISEMENT

"Kadang ada kata-kata, 'Wah mati saja masih bikin kesal orang.' Kan akhirnya begitu. Sedangkan kita diajari dari kecil, kalau kita melihat ada orang meninggal kita berdoa, semoga husnul khotimah, ini malah keluar cacian. Padahal ini dampak kalian-kalian (pengantar jenazah) yang kampungan itu," ujar Jusri.

Agar tak terjadi gesekan di jalan raya, perlu adanya tanggung jawab dari pemimpin rombongan pengantar jenazah. Pemimpin tersebut juga harus menginformasikan kepada anggota konvoi agar tidak berlaku arogan.

"Pimpinan, sesepuh, keluarga besar itu harus menginformasikan kepada rombongan ini agar mereka tidak melakukan sesuatu yang bodoh. Keluarga yang merasa bertanggung jawab, tolong share kesadaran kepada orang-orang (rombongan pengantar jenazah) tersebut. Setiap rombongan apa saja rombongan kendaraan di jalan, itu harus ada leader. Siapa saja leader-nya. Dia mengingatkan kepada seluruh rombongan konvoi agar mereka bisa menerapkan aturan dan mementingkan empati di jalan. Karena kita sedang mengantar jenazah, kita dalam kondisi berduka, kita berharap doa-doa dari orang-orang yang kita lewati. Oleh karena itu, tidak boleh ada insiden," beber Jusri.




(rgr/din)

Hide Ads