Katanya Polusi DKI Dipicu Kendaraan, Kok Hari Libur Udara Tetap Buruk?

Tim detikcom - detikOto
Senin, 04 Sep 2023 16:04 WIB
Polusi udara di Jakarta. Foto: Istimewa
Jakarta -

Buruknya kualitas udara di DKI Jakarta dan sekitarnya konon disebabkan kendaraan bermotor. Namun, anehnya, mengapa saat hari libur dan mobilitas mobil-motor di jalan raya rendah, langit Ibu Kota masih tetap pirau dan kelabu?

Selama akhir pekan kemarin, kualitas udara di Jakarta masih berstatus merah atau tidak sehat. Bahkan, menurut data realtime, Ibu Kota beberapa kali menempati urutan lima besar dalam daftar kota paling 'kotor'.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) turut menyoroti fenomena tersebut. Menurut mereka, hal itu menandakan ada faktor lain di luar kendaraan bermotor yang membuat udara di Jakarta dan sekitarnya tetap buruk saat libur kerja.

Kendaraan bermotor disebut jadi penyebab utama polusi udara di Jakarta. Foto: Andhika Prasetia

Kemenperin melalui siaran resmi menjelaskan, kualitas udara di Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang dan Depok (Jabodetabek) pada Sabtu (2/9) menunjukkan indeks 168 (tidak sehat) dan konsentrasi Particulate Matter (PM) 2,5 atau 19,3 kali nilai panduan kualitas udara tahunan dari Wolrd Health Organization (WHO).

"Kualitas udara di hari Sabtu ini menunjukkan bahwa level emisi di udara ambien tetap tinggi pada saat jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi lebih sedikit," ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, dalam keterangan tertulisnya.

"Hal ini menandakan perlunya dikaji lebih dalam apakah kendaraan bermotor merupakan penyumbang terbesar polusi udara. Diperkirakan ada faktor lain di luar transportasi yang menyebabkan kualitas udara di akhir pekan cukup buruk, sama dengan di hari kerja," tambahnya.

Polusi udara di kawasan penunjang Jakarta. Foto: Rifkianto Nugroho

Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang ditunjuk sebagai coordinator penanganan polusi udara, menyatakan kendaraan bermotor merupakan penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya. Itulah mengapa, dia ingin peralihan ke kendaraan listrik bisa dipercepat.

"Sekarang kita sudah tahu, kendaraan itu, transportasi itu penyebab yang parah, karena emisi segala macam mobil motor itu. Nah itu kita percepat proses EV (Electric Vehicle)," kata Luhut di Istana Negara, Jumat (1/9).

Senada dengan Luhut, Kementerian LHK juga memastikan, mayoritas atau 44 persen polusi udara di Jabodetabek disebabkan kendaraan bermotor. Kemudian 34 persen dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan sisanya dari rumah tangga seperti pembakaran.



Simak Video "Video: Bagaimana Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini?"

(sfn/rgr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork