Polusi udara di Jakarta semakin menjadi-jadi. Kendaraan bermotor dituding menjadi salah satu penyumbang polusi udara terbesar. Namun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) punya anggapan lain.
Pada akhir pekan, kualitas udara di wilayah Jabodetabek masih buruk. Padahal, jumlah kendaraan bermotor yang melintas pada akhir pekan lebih sedikit.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengambil contoh kualitas udara pada Sabtu (2/9/2023). Situs IQAir.com menunjukkan indeks kualitas udara wilayah Jakarta sebesar 168 (tidak sehat) dan konsentrasi Particulate Matter (PM) 2.5 mencapai 19,3 kali nilai panduan kualitas udara tahunan dari World Health Organization (WHO). Kondisi ini terjadi pada pagi akhir pekan, di saat mobilitas masyarakat menggunakan kendaraan bermotor jauh berkurang dibandingkan pada hari kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Febri, penyebab paling besar polusi udara bukan pada kendaraan bermotor. Sebab, kendaraan lebih sedikit pada akhir pekan.
"Kualitas udara di hari Sabtu ini menunjukkan bahwa level emisi di udara ambien tetap tinggi pada saat jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi lebih sedikit. Hal ini menandakan perlunya dikaji lebih dalam apakah kendaraan bermotor merupakan penyumbang terbesar polusi udara. Diperkirakan ada faktor lain di luar transportasi yang menyebabkan kualitas udara di akhir pekan cukup buruk, sama dengan di hari kerja," ujar Febri.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pencemaran udara terbesar berasal dari kendaraan yakni 44%. Kemudian 34% Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), lalu dari rumah tangga dan sumber lainnya.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, polusi udara di kawasan Ibu Kota saat ini disebabkan kendaraan berbahan bakar bensin, baik itu motor maupun mobil. Itulah mengapa, agar udara lebih bersih, pihaknya ingin mempercepat proses peralihan ke kendaraan listrik.
"Sekarang kita sudah tahu, kendaraan itu, transportasi itu penyebab (polusi) yang parah, karena emisi segala macam mobil-motor itu. Nah itu kita percepat proses EV (Electric Vehicle)," ujarnya di Istana Negara, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (3/9).
(rgr/mhg)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah