Bus Sumber Kencono memiliki masa lalu yang kelam. Hingga akhirnya Bus itu berganti nama jadi Sugeng Rahayu. Berikut kisah di balik pergantian nama tersebut.
Sugeng Rahayu dan Sumber Selamat merupakan armada dari Perusahaan Otobus (PO) Sumber Group. Diketahui Sugeng Rahayu merupakan nama dari Sumber Kencono. Di balik pergantian nama itu tak lepas dari harapan untuk menciptakan zero accident kecelakaan lalu lintas.
Bus Sumber Kencono masa lalunya dikenal gesit dan ugal-ugalan. Harga tiketnya murah meriah mulai dari Surabaya, Madiun, Solo hingga Yogyakarta. PO Sumber Kencono salah satu perusahaan bus dari Sidoarjo, Jawa Timur. Berdiri tahun 1981 dengan pemiliknya Setyaki Sasongko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber Kencono jadi pilihan setiap orang karena cepat tiba di tujuan. Namun di tahun 2009 kerap terjadi kecelakaan hingga tahun 2011. Bahkan selama 3 tahun itu dianggap masa kelam PO Sumber Kencono karena puluhan nyawa hilang.
"Saya terpaksa naik Sumber Kencono karena ke Yogyakarta dan pulang dari KKN. Kalau umpama ada bus lain, saya pilih bus lain. Kalau naik bus satu itu rasanya jantung saya mau copot," jelas Tiha (45) warga Sidoarjo kepada detikJatim.
![]() |
Dia mengaku karena naik bus Sumber Kencono, tubuhnya seperti dilempar-lempar kesana kemari. Dia menganggap naik Sumber Kencono seperti 'setor nyawa'.
"Kalau naik bus Sumber Kencono seperti 'setor nyawa'. Bayangkan, apapun di depannya disalip tanpa direm. Apalagi kalau penumpangnya banyak sampai berdiri. Wah, tubuh rasanya jatuh ke depan dan ke belakang berjamaah meski sudah berpegangan," kenangnya sambil terkekeh.
Arifin (48), salah satu warga Surabaya yang sering menggunakan moda transportasi ini mengaku merasakan bagaimana bus yang ditumpangi begitu cepat tiba di Yogyakarta.
"Dulu zaman masih mahasiswa kadang liburan ke Yogya naik Sumber Kencono. Wuiihh ... badan saya rasanya kayak dilempar-lempar pas di tempat duduk. Sopirnya memang pinter bermanuver dan nyalip kendaraan lain di depannya. Kalau duduk di depan ngeri banget, ngeremnya mendadak dan bikin jantungan. Makanya kalau naik mending pilih di belakang dan tidur, tiba-tiba sudah sampai tujuan," katanya panjang lebar.
Hal senada diungkapkan, Tomo (55). Dirinya yang kerap pulang ke Madiun tiap bulan sekali pasti naik Sumber Kencono. "Favoritlah bus ini, karena tercepat dan terdepan kalau sampai tujuan," jelasnya terkekeh.
Tomo mengakui zaman dulu bus ini kerap kecelakaan hingga menyebabkan korban. Tapi jika sopir bus ini jalannya tidak cepat, pasti penumpang gerundel. "Ya ada yang bilang jalannya kaya kura-kura lah, ada si Komo lewat lah. Pokonya gerundel. Gitu itu sopirnya terpacu jalan kenceng lagi, nyeleot nyeleot kanan kiri salip sana sini," tandasnya.
Penghargaan sempat didapatkan Sumber Group di era pemerintahan SBY sebagai salah satu PO dengan pelayanan terbaik selama musim lebaran 2005 atau 1426 H. Tak hanya itu, 2007 dan 2008 Sumber Kencono juga mampu meraih penghargaan serupa berkat kepuasan para penumpang dengan pelayanan Sumber Group.
Tapi masa kelam bus Sumber Kencono terjadi pada 2009 hingga 2011. Sempat terjadi kecelakaan di Mojokerto menewaskan 20 orang. Kecelakaan lainnya terjadi di Ngawi yang merenggut nyawa pengendara motor hingga bus dibakar massa. Warga sudah muak melihat perilaku pengemudi bus yang dianggap meremehkan nyawa manusia dan tidak menghormati pengguna jalan lainnya.
Gubernur Jawa Timur turun tangan dan mengirim rekomendasi mencabut izin trayek, meski pernah meraih penghargaan dari Presiden SBY. Akhirnya Sumber Kencono diberi sanksi pengurangan armada sebanyak 40% dalam seminggu. Namun hal itu tidak mengubah apapun, kecelakaan masih saja terjadi.
Demi harapan baru, nama Bus Sumber Kencono diubah. Perubahan nama itu menjadi 'Sumber Selamat' atau sumbernya orang selamat tahun 2011. Namun perubahan itu tidak langsung membuat bus tidak mengalami kecelakaan.
Geram dengan kelakuan para krunya yang bisa merusak nama baik perusahaan, akhirnya dikeluarkan aturan tegas. SP3 langsung untuk para driver yang masih 'gila' dalam membawa bus. Beberapa unit armada bus juga dipasang GPS guna memantau laju kecepatan bus. Nomor pengaduan SMS Center, dipasangkan untuk mengontrol agar tidak ada driver yang berani ugal-ugalan lagi.
Nama baru tersebut bertahan selama setahun hingga akhirnya muncul nama Sugeng Rahayu sebagai pendamping dari Sumber Selamat.
Dalam bahasa Jawa, Sugeng Rahayu bermakna selamat, sejahtera, dan jauh dari musibah. Selain nama, perubahan juga terjadi pada penggunaan warna menjadi merah dan kuning. Sugeng Rahayu dan Sumber Selamat pun berdiri bersama di bawah naungan PT Selamat Sugeng Rahayu, atau yang lebih dikenal dengan Sumber Group.
Pada tahun 2014, Sugeng Rahayu memulai perjalanan kelas Patas (Cepat dan Terbatas) pertamanya di rute Surabaya-Yogyakarta. Hadirnya kelas Patas ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan ekstra bagi para penumpang, terlihat dari fasilitas yang ditawarkan lebih unggul daripada kelas AC Tarif Biasa. Kelas Patas Sugeng Rahayu ini juga melayani trayek-trayek yang lebih jauh, seperti Surabaya-Yogyakarta-Bandung, Jember-Cilacap, Surabaya-Purwokerto-Bobotsari, dan Surabaya-Solo-Semarang-Indramayu.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?