Astra Financial membenarkan ada oknum debt collector nakal yang mempreteli komponen motor sitaan sebelum diserahkan ke leasing. Meski jarang terjadi, fenomena tersebut benar adanya.
Diketahui, ketika pembayaran kredit macet dan tak ada komunikasi dengan pihak leasing, motor konsumen akan disita debt collector. Umumnya, kendaraan hasil sitaan tersebut ditawarkan kembali ke orang lain melalui skema lelang.
Group Function Committee Leader Communication & ESG Astra Financial, Yulian Warman, mengatakan ketika proses penarikan kendaraan, ada sedikit debt collector yang main curang. Mereka mempreteli dulu komponen motor yang dianggap berharga, kemudian disimpan dan dijual ke orang lain.
"Betul, kadang ada oknum debt collector yang nakal nyopot-nyopot (komponen) motor sitaan," ujar Yulian Warman saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan, belum lama ini.
Bukan hanya itu, Yulian juga membenarkan, dalam sedikit kasus, ada debt collector yang main curang bersama nasabahnya sendiri.
"Fakta di lapangan begitu (ada kongkalikong antara pemilik motor dan debt collector)," ungkapnya.
Motor Sitaan Debt Collector 'Larinya' ke Mana?
Di kesempatan yang sama, Yulian menjelaskan, motor sitaan leasing tak dibiarkan begitu saja di gudang, melainkan ditawarkan kembali ke orang lain sebagai produk bekas pakai.
"Itu macam-macam, ada yang setelah ditarik langsung dilelang, ada juga yang dijual lagi. Itu kan harus dicek dulu seberapa lengkap (kondisi kendaraan)," terangnya.
Menariknya, kata Yulian, ada juga konsumen yang kesulitan membayar kredit bulanan, kemudian meminta perusahaan leasing menyita sementara motornya. Nah, ketika sudah punya dana, konsumen itu bisa 'menebus' kendaraannya. Namun, perlu dicatat, harus ada kesepakatan di awal.
"Ada juga kustomer yang sebenarnya mampu, tapi karena apes nggak bisa bayar, jadi disita dulu motornya. Setelah punya duit baru ditebus. Tapi dengan kesepakatan atau komunikasi di awal," kata dia.
Simak Video "Video: Debt Collector Tarik Mobil di Markas Kodam Brawijaya, Berujung Minta Maaf"
(sfn/rgr)