Pada 2022 lalu ada beberapa peneliti yang mengemukakan pendapatnya terkait Nikuba. Peneliti ahli madya Pusat Riset Material Maju Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Deni Shidqi Khaerudini, menanggapi Nikuba. Masyarakat perlu skeptis atau bersikap kritis terhadap kemunculan Nikuba atau alat sejenis.
"Tentu saja karya inovasi apa pun perlu didukung. Tapi, sekali lagi, lebih baik dan bijak untuk menghindari over-claim," kata Deni Shidqi Khaerudini, membagikan perspektifnya kepada detikcom, Jumat (13/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi masih butuh listrik untuk memisah hidrogen dan oksigen dalam H2O. Listriknya bisa dari aki atau sumber daya lainnya.
"Masalahnya, elektrolisis ini prosesnya memakan banyak sekali listrik," kata Deni.
Dia menjelaskan, electrolyzer (alat elektrolisis) dengan efisiensi 100 persen membutuhkan 39,4 kWh listrik untuk menghasilkan 1 kg hidrogen. Aki motor memiliki kapasitas penyimpanan listrik sekitar 60 Wh. Padahal efisiensi 100 persen dari electrolyzer adalah hal yang mustahil. Namun, bila diasumsikan efisiensi 100 persen, motor konversi electrolyzer cuma mampu menghasilkan energi sebesar 0,216 MJ (megajoule) atau 0,06 kWh sebelum baterainya habis. Bandingkan hasil energi yang dihasilkan sebesar 0,06 kWh dengan hasil energi yang dibutuhkan sebesar 39,4 kWh.
Bila pakai bensin dengan kapasitas tangki 3,7 liter, energi yang dihasilkan bisa 585 kali lebih besar ketimbang memakai elektrolisis air tadi.
![]() |
"Elektrolisis hidrogen adalah proses superboros energi dan tidak dapat menjadi alternatif lebih baik daripada bensin untuk sepeda motor. Atau jodoh H2 sendiri memang bukan untuk mesin bakar (ICE), tapi harus menggunakan konversi lain, yaitu fuel cell dan motor listrik," kata Deni.
Nikuba karya Aryanto direspons Profesor riset BRIN Eniya Listiani Dewi, dia mengatakan bahwa Nikuba tidak bisa sepenuhnya menggantikan BBM dengan air. Meski begitu, dengan Nikuba penggunaan BBM bisa lebih efisien sekitar 3-20%. Meski sepeda motor tersemat Nikuba, Eniya menegaskan, kendaraan masih tetap menggunakan atau membutuhkan BBM.
"Kalau prediksi kita kan dimasukkan ke ruang pembakaran dan menyempurnakan piston di sepeda motor itu. Dari situ intinya bahwa BBM masih dipakai, jadi bukan pengganti BBM. Tetapi dia menyempurnakan pembakaran di ruang bakarnya, nah itu yang bisa saya jelaskan soal temuan itu," tutur Eniya.
Aryanto Misel merasa 'dibantai' di negeri sendiri
Lalu muncul dalam wawancara televisi yang kemudian diunggah ke media sosial pada akun Instagram bernama Undercover, Aryanto sempat menyatakan kekecewaannya kepada BRIN maupun pemerintah.
Ia menganggap selama ini pemerintah dan BRIN telah mengucilkannya terkait masalah Nikuba. Aryanto juga menegaskan tak akan mau memakai bantuan apapun jika itu berasal dari pihak pemerintah.
"Saya enggak butuh mereka, saya sudah dibantai habis, Pak, enggak mau," jawabnya saat ditanya terkait peran pemerintah dan BRIN untuk membantu pengembangan Nikuba.
Aryanto juga mengaku tidak sayang bila temuannya itu 'dijual' ke pihak asing. Dia pun enggan didanai oleh pihak mana pun.
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar