Nikuba belum lama ini unjuk gigi di Italia, penemu alat tersebut, Aryanto Misel mengaku sudah dibantai habis di negeri sendiri. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) buka suara mengenai pernyataan penemu Nikuba itu yang menganggap pemerintah telah 'mengucilkannya'.
"Yang jelas, kami sama sekali tidak ada pretensi untuk mengucilkan atau mengecilkan beliau," kata Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi Kementerian/Lembaga, Masyarakat dan UMKM BRIN, Dadan Nugraha saat jumpa pers di Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2023).
Menurut Dadan, jauh sebelum Nikuba terbang ke Italia, pihak BRIN berniat membantu dengan memfasilitasi pengujian Nikuba secara ilmiah. Hal ini mengingat posisi BRIN sebagai lembaga yang memang membawahi riset dan inovasi tak hanya kalangan akademisi tetapi juga masyarakat yang peka terhadap problem lalu berkreasi dan menghasilkan solusi, salah satunya penemu alat Nikuba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada prinsipnya, BRIN sangat mendukung inovasi yang dihasilkan masyarakat luas. Namanya inovasi bukan hak eksklusifnya para periset," kata dia.
Dadan melanjutkan tidak mengerti maksud dan tujuan pernyataan Aryanto Misel. BRIN menyatakan pihaknya mendukung temuan masyarakat, termasuk Nikuba. Bahkan jauh sebelum Nikuba terbang ke Italia, BRIN sudah mengajak penemu Nikuba untuk diuji secara ilmiah.
"Jadi dari sisi kami tidak ada pretensi untuk mengucilkan. Kalau beliau punya perasaan seperti itu kami tidak paham juga latar belakang seperti apa," kata Dadan.
![]() |
Nikuba sudah lebih dulu diuji dan dipasang di motor dinas TNI. Salah satunya terpasang di motor Serda Muhammad Sutami. Ia merupakan anggota TNI dari Koramil Lemahabang yang bertugas sebagai Babinsa di Desa Wilulang, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Lalu muncul dalam wawancara televisi yang kemudian diunggah ke media sosial pada akun Instagram bernama Undercover, Aryanto sempat menyatakan kekecewaannya kepada BRIN maupun pemerintah.
Ia menganggap selama ini pemerintah dan BRIN telah mengucilkannya terkait masalah Nikuba. Aryanto juga menegaskan tak akan mau memakai bantuan apapun jika itu berasal dari pihak pemerintah.
"Saya enggak butuh mereka, saya sudah dibantai habis, Pak, enggak mau," jawabnya saat ditanya terkait peran pemerintah dan BRIN untuk membantu pengembangan Nikuba.
Aryanto juga mengaku tidak sayang bila temuannya itu 'dijual' ke pihak asing. Dia pun enggan didanai oleh pihak mana pun.
"Saya enggak sayang, Pak, enggak sayang, yang penting saya ini kan istilahnya kalau dapat duit dari sana bisa melanjutkan riset kembali, karena saya kan butuh dana juga, memang saya tidak mau didanai dari pihak mana pun," ujarnya.
Dia berencana menawarkan Nikuba dengan harga Rp15 miliar.
"Itu mau saya tawarkan Rp15 miliar," ungkap Aryanto
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar