Duh! Sopir Bus Bertahun-tahun Tanam Mindset 'Mending Hilang Nyawa Satu Mobil'

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 28 Jun 2023 10:06 WIB
Ilustrasi bus. (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta -

Di media sosial viral perdebatan sopir bus dengan pengendara lain. Sopir bus itu sampai mengeluarkan kata-kata yang kontroversi.

Sopir bus itu bilang lebih baik menghilangkan satu nyawa di mobil kecil daripada nyawa banyak orang di dalam bus. Video viral itu juga diunggah oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni di akun instagram pribadinya.

Dalam video itu, terjadi perdebatan antara sopir bus dengan pengendara lain. Diduga perdebatan ini terjadi setelah ada yang membahayakan di jalan. Sampai-sampai, terlontar kata-kata dari seorang sopir bus yang mengatakan bahwa lebih baik menghilangkan satu nyawa di mobil kecil daripada satu bus.

"Ya ibu, maaf. Sekarang gini, kalau kita sopir bus, lebih baik hilangin satu nyawa mobil kecil daripada satu bus," kata sopir bus tersebut.


Ternyata, pemikiran sopir bus semacam itu sudah tertanam sejak puluhan tahun yang lalu. Hal itu dikatakan oleh Praktisi keselamatan berkendara yang juga founder dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC)Jusri Pulubuhu.

"Perlu diketahui itu merupakan fenomena di driver-driver angkutan barang sama angkutan penumpang dan transportasi benda-benda besar seperti logging truck. Itu fenomena ini sudah ada dari dulu, sebelum saya menjadi praktisi road safety (sekitar 40 tahun lalu). Sayangnya, ini harusnya tidak menjadi pedoman bagi mereka. Harusnya jangan dibuat secara matematis," kata Jusri kepada detikcom.

"Ada di masyarakat sudah cukup lama sekali, fenomena itu ada di kepala-kepala mereka. Bahkan di training ketika saya ngajar di logging truck, mereka juga berpikir begitu," sambungnya.

Padahal, Jusri menegaskan pemikiran itu salah kaprah. Sayangnya, hal ini menjadi pegangan banyak pengemudi kendaraan besar.

"Ini satu hal yang salah kaprah. Suatu kesalahan bodoh yang menjadi suatu fenomena di lingkungan pengemudi angkutan penumpang dan angkutan barang," sebut Jusri.

Menurut Jusri, konsep 'Lebih baik hilangkan satu nyawa mobil kecil daripada satu bus' seharusnya tidak ada di pemikiran seorang pengemudi. Yang harusnya ada di benak pengemudi adalah memikirkan bagaimana bisa berkendara dengan aman dan selamat.

"Konsep itu tidak boleh diungkapkan secara eksplisit seperti ini. Karena ini menjadi pegangan buat dia. Ketika terjadi situasi tidak kritikal, dia sudah terkunci dengan otak (pemilkiran seperti) ini, secara motorik otaknya akan bergerak secara otomatis (melakukan yang dipikirkan) itu. Jangan pernah ada konsep itu. Paling tepat adalah jangan pernah terlibat kecelakaan. Tertib lalu lintas, antisipatif terhadap kemungkinan terburuk," tegas Jusri.



Simak Video "Video: Iyus, Orang Indonesia Pertama yang Diterima Jadi Sopir Bus di Jepang"

(rgr/dry)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork