Belakangan ini kualitas udara di DKI Jakarta berada di kategori 'tidak sehat'. Ada yang menyebut tidak sehatnya udara itu gegara banyak kendaraan pribadi.
Kualitas udara di Ibu Kota belakangan memburuk. Bahkan kondisi udara berpolusi ini telah menjadi salah satu yang terburuk di dunia.
Berdasarkan data kualitas udara dari situs IQAir, pada hari Jumat (9/6/2023) pagi, indeks kualitas udara (air quality index/AQI) rata-rata di Jakarta berada di angka 124 AQI US. Ini menjadikan Jakarta sebagai peringkat ke-9 sebagai kota paling berpolusi di dunia.
Dilansir dari pemberitaan detikNews, saat ini polutan terbesar di Jakarta berasal dari PM2.5, yaitu partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron dan SO2 atau Sulfur dioxide. Saat ini, sekitar 61,92% polutan berupa SO2 berasal dari aktivitas industri.
Sedangkan untuk PM2.5 dan polutan lainnya, seperti NOX, CO, dan PM10 yang merupakan polutan utama dari buruknya udara di Jakarta berasal dari gas buang pada sektor transportasi, khususnya kendaraan bermotor milik pribadi.
Pengamat otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu menjelaskan bahwa saat ini kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang polutan yang cukup besar di samping sektor industri.
"Kendaraan bermotor menjadi salah satu penghasil polusi di Jakarta saat ini dengan persentase sekitar 30-40%," terang Yannes kepada detikOto, Jumat (9/6/2023).
Dari angka 30-40% polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, sebesar 98% dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan pribadi yang berlalu-lalang di jalan-jalan ibu kota.
"Dari angka kurang lebih 40% itu, kendaraan pribadi menjadi penyumbang terbesar, yakni sekitar 98%," katanya.
Terkait hal ini, Yannes berpendapat bahwa pemerintah harus lebih bisa lebih mengembangkan pengembangan infrastruktur transportasi publik berbasis energi baru terbarukan. Kemudian masyarakat pun juga harus bisa beralih ke penggunaan transportasi umum.
"Pemerintah dapat menginvestasikan lebih banyak dalam pengembangan infrastruktur transportasi publik berbasis energi baru terbarukan, seperti EV, Biodiesel, dan biofuel yang efisien dan terjangkau, seperti kereta api, bus, dan angkutan umum lainnya" tutur Yannes.
Simak Video "Video: Bagaimana Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini?"
(dry/din)