Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan menilai investigasi terhadap kasus bus masuk jurang di Guci, Tegal, pada 7 Mei 2023 lalu masih belum tuntas. Menurut Sani, harusnya pihak terkait meminta dan menggali keterangan lebih rinci dari korban di dalam bus, maupun saksi di sekitar lokasi kejadian.
"Sampai hari ini, korban yang di dalam pun enggak ada keterangan. Jadi yang bikin saya tergelitik, kok itu tidak didalami? (Tapi) sekali lagi, tidak ada yang saya bela dan juga tidak ada yang saya tuduh," kata Sani ditemui detikOto di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Sani juga menilai dalam peristiwa kecelakaan bus masuk jurang itu, bus sempat mengalami momen di mana rem tangannya non aktif, kemudian aktif kembali sesaat sebelum terjun ke sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika melihat secara fakta yang beredar luas, rekaman-rekaman (video kecelakaan) itu dari beberapa angle, bus itu meluncur dengan leluasa. Nah memang, pada saat dia mau jatuh, terlihat ada kayak ban itu ngunci. Mungkin karena udah gugup, ditarik lagi (tuas handbrake-nya), tapi ban depan itu udah jatuh, sehingga bus menggelinding ke bawah," sambung dia.
"Kenapa korban di dalam bus itu tidak didalami (keterangannya)? Dan harusnya (pihak) yang terkait, mencari fakta di lapangan, saksi yang melihat bus itu bergerak. Sampai hari ini kan nggak ada (kesaksian itu)? Lebih fokus ke menge-judge bahwa rem itu terkunci. Itu masih misteri menurut saya," bilangnya lagi.
Di samping itu, Sani juga menyoroti peran Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), juga penyelidikan terhadap bus yang tidak dilakukan di tempat yang netral dari kepentingan.
"Ada fakta menarik lainnya. Kita sama-sama tahu, KNKT itu wajib turun di kecelakaan menonjol, meninggal di atas 7 orang. Kedua, kenapa bus itu tidak dibawa ke tempat yang netral? Kenapa dibawa ke dealer Hino? Kita bicara Tegal, di Tegal itu ada Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ). Kenapa nggak dibawa ke sana? Lakukan justifikasi di sana. Itu jadi pertanyaan," bilang Sani.
Sebelumnya, KNKT telah mengungkap hasil investigasi atas kecelakaan itu. Menurut KNKT, bus yang terjun ke sungai tersebut rem tangannya dalam keadaan aktif. Selain itu, roda bus dikatakan dalam keadaan mengunci.
"Jadi temuan tim-tim penguji, posisinya ngunci. Dan pada saat kendaraan diangkat, juga roda belakang ini nggak berputar. Ini kan kendaraan Hino RK 260 ini sudah full air brake, jadi ketika dua sumbu handbrake ditarik, maka roda belakang harusnya ngunci. Dan ketika diangkat, roda belakang memang ngunci," terang Senior Investigator yang juga Plt. Kepala Subkomite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT, Ahmad Wildan.
Wildan juga mengatakan jika bus bisa meluncur deras hingga akhirnya masuk jurang dikarenakan teori energi potensial, di mana bus itu bisa berjalan dengan roda mengunci lantaran posisi bus ada di posisi jalanan yang miring dan dengan membawa beban penumpang yang cukup berat, dengan kondisi tanah yang labil atau gembur.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah