Disebut Bikin Jakarta Macet Total, Begini Peringkat Kemacetan Jakarta di Bawah Anies

Disebut Bikin Jakarta Macet Total, Begini Peringkat Kemacetan Jakarta di Bawah Anies

Tim detikcom - detikOto
Selasa, 23 Mei 2023 16:34 WIB
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (9/5/2023). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen. ANTARA FOTO/Fauzan/YU
Kemacetan di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN
Jakarta -

Peringkat Jakarta dalam kota termacet di dunia menurun dalam beberapa tahun belakangan. Pernah menduduki posisi lima besar kota termacet di dunia, Jakarta terakhir berada di posisi ke-29.

Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan Bakal Calon Presiden Anies Baswedan mewariskan kemacetan di Jakarta usai tak lagi menjabat sebagai Gubernur. Tingkat kemacetan di Jakarta sendiri dalam lima tahun belakangan terlihat menurun. Bahkan Jakarta yang sempat menduduki posisi keempat kota termacet di dunia versi TomTom Index, kini sudah keluar dari posisi 10 besar. Dalam catatan TomTom Index, peringkat Jakarta sebagai kota termacet di dunia kian membaik.

View this post on Instagram

A post shared by Pemprov DKI Jakarta (@dkijakarta)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Legacy-nya Anies tetap aja, Jakarta macet total. Apa yang bisa dibanggakan dari Jakarta? Lampu pernak-pernik seperti Singapura? Tingkat kemiskinannya lebih parah, padahal penduduknya lebih sedikit, anggarannya paling besar dan itu fakta juga. Itu faktanya bukan kata saya, kata BPS," kata Said dikutip detikNews.

ADVERTISEMENT

Sebagai gambaran pada tahun 2017, Jakarta menempati peringkat keempat kota termacet di dunia. Pada tahun perdana Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu, tingkat kemacetan di Ibu Kota mencapai 61%. Tingkat kemacetan 61% yang dimaksud adalah waktu yang dihabiskan di jalan lebih lama 61% dibandingkan dengan aslinya. Misalnya kalau biasa menghabiskan waktu 60 menit menuju satu tempat, maka dengan kemacetan di Jakarta waktu temput menjadi 96,6 menit atau sekitar 1,5 jam lebih.

Setahun setelahnya, peringkat Jakarta sebagai kota termacet di dunia sedikit membaik. Tahun 2017, Jakarta menempati peringkat ketujuh atau turun tiga peringkat dibandingkan tahun 2017. Tingkat kemacetan di Jakarta juga turun 8% dibandingkan tahun 2017 menjadi 53%.

Peringkat Jakarta sebagai kota termacet di dunia kembali turun pada 2018. Jakarta pada tahun itu menempati posisi ke-10 kota termacet di dunia. Kendati demikian, tingkat kemacetannya tidak berubah, masih di angka 53%.

Tahun 2020, peringkat Jakarta kembali membaik. Bahkan Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Jakarta pada tahun 2020 menghuni posisi ke-31 kota paling macet. Tingkat kemacetan juga menurun menjadi 36%.

Tingkat kemacetan di Ibu Kota terus membaik. Tahun 2021, Jakarta bahkan menempati peringkat ke-46 kota termacet di dunia. Tingkat kemacetan juga turun menjadi 34%.

Namun pada tahun 2022, kemacetan di Jakarta kembali meningkat. Alhasil, peringkat Jakarta di kota termacet dunia juga naik. Pada tahun 2022, Jakarta menempati posisi ke-29 tepat di bawah Bordeaux, Prancis dan di atas kota Toronto, Kanada.

Adapun penurunan kemacetan di Jakarta hingga bisa keluar dari 10 besar kota termacet di dunia dipicu oleh beberapa hal. Ada yang menganggap pada tahun 2020 dan 2021 adanya pembatasan kegiatan sehingga membuat Jakarta lebih lengang. Namun mantan Gubernur DKI Jakarta pernah menampik hal itu. Menurutnya, Jakarta bisa keluar dari posisi kota termacet di dunia disebabkan penyediaan transportasi umum yang kian membaik.

"Ini adalah ikhtiar kita untuk bisa membuat kendaraan umum terjangkau secara harga, jarak, dan memberikan kenyamanan. Karena penduduk di dunia tidak akan berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum jika tidak memberikan kenyamanan dan keterjangkauan. Itu kata kuncinya," ungkap Anies pada 2022 saat masih menjadi Gubernur.

Selain penyediaan transportasi, ekspansi trotoar juga berperan dalam memberikan kenyamanan bagi pengguna kendaraan umum. Sekadar informasi, saat ini 364 km trotoar telah terbangun di Jakarta. Kemudian ada juga jalur sepeda yang disiapkan untuk para pesepeda di Ibu Kota.

"Ini semua adalah ikhtiar kita di pemerintah untuk menyiapkan fasilitas bagi pejalan kaki, pengguna kendaraan umum, pengguna sepeda tetapi itu semua tidak akan berdampak bila warga Jakarta tidak menggunakannya. Nah kita bersyukur, warga Jakarta merespon dengan baik. Berbondong-bondong menggunakan kendaraan umum, beramai-ramai menggunakan trotoar, beramai-ramai menggunakan sepeda, maka terjadilah perubahan di kota ini. Jadi ini prestasi bersama, kerja bersama," kata Anies.




(dry/din)

Hide Ads