Hijrah Rian Mahendra ke PO Kencana, Gaji Naik Berkali Lipat-Ogah Saingan

Rian Mahendra mengumumkan kepindahannya ke PO Kencana. Di sana, Rian mengemban jabatan sebagai Tenaga Ahli dan gajinya berkali-kali lipat lebih tinggi dari tempat sebelumnya.

Mantan Direktur Operasional PO Haryanto Rian Mahendra, secara resmi telah mengumumkan kepindahannya ke PO Kencana. Anak dari pemilik PO Haryanto itu mengatakan bahwa dari banyak perusahaan yang dilamar, hanya PO Kencana yang mau membuka pintu untuknya.

Di PO Kencana, Rian dibayar berkali-kali lipat lebih tinggi ketimbang gajinya saat perdana di PO Haryanto. Rian tak merinci besar gajinya di PO Kencana. Namun saat masih menjabat di PO Haryanto, Rian digaji Rp 20 juta per bulan.

"Ya alhamdulillah pas kemarin tawar-tawaran itu gua kasih tau kebutuhan saya, saya enggak usah mikir gaji buat saya, mikir aja kebutuhan anak istri saya, berapa mas, terus gini, gini, gini, oke deal, wah! ya yang jelas lebih besar dari pada saat gua memulai dulu lah. 2003, mulai 5 unit kan gaji gua 1 juta tuh sekarang ya lumayan lah beberapa kali, kali, kali, kali lipat lah buat awal ngurusin bus dua doang," ungkap Rian dalam tayangan Youtube PO Kencana.

Dalam video berdurasi 11 menit 48 detik itu, Rian juga mengungkap dirinya tak berniat bersaing dengan siapapun. Adapun kepindahannya ingin membantu memajukan PO Kencana. Sebagai tenaga ahli PO Kencana, Rian mengemban tugas yang cukup berat. Diakuinya ia akan mengembangkan bisnis sekaligus melakukan perluasan jaringan.

Lebih jauh, Rian menegaskan, tugas pertamanya sebagai Tenaga Ahli di PO Kencana adalah menjual beberapa bus lawas dan menggantinya dengan yang baru. Kemudian dia juga akan mengadakan pertemuan dengan sejumlah agen dan kru untuk menyusun program kerja. Di samping itu, Rian juga menegaskan kepindahannya itu bukanlah untuk bersaing dengan siapapun.

"Seperti biasa yang saya lepas hanya seragam saya, yang saya ganti hanya seragam saya, jiwa, hati saya masih seperti yang dulu. Saya masih ingin berhubungan baik dengan siapapun tanpa ada rasa permusuhan, tanpa ada rasa berkompetisi dan rasa, rasa, rasa negatif yang lain," tutur Rian.