Kenapa Mobil-Motor Listrik Harus Dapat Insentif? Ini Jawaban Luhut

Kenapa Mobil-Motor Listrik Harus Dapat Insentif? Ini Jawaban Luhut

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 06 Mar 2023 17:39 WIB
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Shell Recharge hadir di Mal Pacific Place Jakarta. Hadirnya SPKLU ini merespons bertambahnya pengguna mobil listrik.
Pemerintah memberikan insentif untuk kendaraan listrik mulai 20 Maret 2023. Ini alasannya. (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah mengumumkan akan memberikan semacam insentif atau subsidi untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) mulai 20 Maret 2023. Kenapa kendaraan listrik harus dapat bantuan?

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya lebih memilih istilah bantuan pemerintah untuk insentif kendaraan listrik ketimbang istilah subsidi atau insentif.

Menurut Luhut, ada beberapa alasan mengapa pemerintah memutuskan untuk memberikan bantuan untuk kendaraan listrik. Pertama karena menyangkut masalah lingkungan. Indonesia diharapkan bisa menekan emisi. Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi energi serta mengurangi ketergantungan impor BBM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah terbitnya Perpres (tentang kendaraan listrik), produksi maupun penjualan KBLBB (kendaraan bermotor listrik berbasis baterai) belum dapat berjalan secara cepat. Sebagaimana dalam perpres tersebut, didorong peningkatan efisiensi energi serta terwujudnya energi bersih dan ramah lingkungan serta yang terpenting adalah mengurangi ketergantungan impor BBM," ujar Luhut dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Selain itu, pengembangan kendaraan listrik sangat penting karena ketersediaan bahan baku di Indonesia melimpah. Menurutnya, hal ini akan meningkatkan pendapatan negara juga.

ADVERTISEMENT

"Hilirisasi kita akan lebih lengkap jika tercipta industri kendaraan listrik yang akan menggunakan hasil hilirasasi critical mineral dan industri baterai yang kita bangun. Ini akan ciptakan lapangan kerja dan juga meningkatkan pendapatan negara," sebutnya.

"Presiden itu sudah memberikan arahan. Bahwa kita harus very competitive. Jadi kalau lawan kita katakanlah negara A memberikan 100, kalau perlu kita berikan 110 supaya kita menang," katanya.

Luhut melanjutkan, sebaiknya jangan hanya melihat satu sisi, tapi lihat juga bahwa Indonesia membangun ekosistem kendaraan listrik. Sebab, lanjut Luhut, kalau tanpa ada pabrikan yang tertarik dengan pasar Indonesia dan memproduksi kendaraan listrik di Indonesia, maka mimpi Indonesia sebagai negara produsen kendaraan listrik sirna.

"Jadi memang ini harus dibangun ekosistem. Oleh karena itu kita tidak punya pilihan. Jadi kalau ada orang melihat kenapa kita kasih bantuan negara seperti itu, ya untuk itu. Once itu kita ambil, kita menjadi producer mobil listrik, motor listrik yang sangat kompetitif di dunia. Kenapa? Karena mulai dari hulu ke hilir kita punya. Raw material (bahan mentah) kita punya, kemudian dari marketnya kita punya dengan 280 juta penduduk, kemudian akan ada inovasi-inovasi anak bangsa yang akan lahir," ucapnya.

"Jadi harus melihat ini secara komprehensif. Tidak boleh hanya melihat sepotong-sepotong. Mungkin saja dalam satu bagian kita mungkin agak pas, tapi di lain tempat kita pasti mempunyai profit tinggi," sambungnya.




(rgr/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads