Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membenarkan, Indonesia masih belum mampu menangani kasus kebakaran mobil listrik di jalan raya. Sebab, kendaraan tersebut masih baru dan butuh studi mendalam untuk bisa memahaminya.
Kasie Sertifikat Kendaraan Umum Direktorat Sarana Transportasi Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Joko Kusnanto mengatakan, selagi belum mampu menangani kasus kebakaran mobil listrik, pihaknya mengingatkan pentingnya pencegahan.
"Jadi, dari sisi pencegahannya dulu, sebelum kendaraan itu dipakai, kita uji dan sertifikasi, si baterai ini kan harus melewati mekanisme pengujian, dan pengujiannya terkait elektrikal dan environment," ujar Joko saat ditemui di Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Elektrikal itu misalnya kalo dicas, ada shortcut, kemudian kalau environment itu vibrasi, bisa diredam dan, sebetulnya baterai yg diuji itu kemungkinan terbakarnya sudah kecil. Karena di situ kan ada baterai manajemen system kan ada sensor panas, kalau ada panas berlebih, harus dimatikan," tambahnya.
Joko membenarkan, untuk memadamkan mobil listrik yang terbakar perlu kemampuan dan peralatan khusus. Sebab, mobil listrik yang terbakar tak bisa langsung padam saat disiram air. Bahkan, ada kemungkinan, api yang berkobar justru menyambar lewat perantara air.
"Pada saat terjadi kebakaran memang jadi tantangan buat kita juga, karena saat terjadi kebakaran energi dari baterainya juga cukup besar. untuk pemadamannya ini menggunakan usaha yg lebih besar lagi," ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya terus melakukan studi dan sosialisasi terkait cara memadamkan mobil listrik yang tepat dan benar. Dia berharap, sebelum populasi kendaraan listrik menjadi dominan, masalah tersebut bisa segera dituntaskan.
"Kita juga lagi melakukan kajian dan studi serta sosialisasi terkait potensi kebakaran tadi, serta alat yang sesuai untuk memadamkan, karena memang kebakaran dari baterai ini cukup besar ya, tapi kita cenderung mencegah kebakaran terjadi," tegasnya.
Sebelumnya, pengamat otomotif sekaligus pakar kelistrikan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agus Purwadi menegaskan, Indonesia belum siap menangani insiden kebakaran mobil listrik. Menurut Agus, suhu kendaraan listrik yang terbakar menjadi sangat tinggi lantaran terjadi korsleting di bagian baterai.
"Tren EV di Indonesia terus meningkat, tapi safety-nya masih belum siap. Ini yang harus kita akui bersama," kata Agus.
Simak Video "Video Berantas Tuntas Truk ODOL: Cari Solusi Bukan Cuma Sanksi"
(sfn/din)