Intip Garasi Pejabat Ditjen Pajak yang Anaknya Jadi Tersangka Pengeroyokan

Mario Dandy Satrio, anak pejabat pajak penganiaya putra pengurus pusat GP Ansor. — Mario Dandy Satrio, anak pejabat pajak penganiaya putra pengurus pusat GP Ansor, ditetapkan sebagai tersangka. Foto: Mulia B/detikcom

Jakarta -

Mario Dandy Satrio resmi ditetapkan sebagai tersangka pelaku pengeroyokan terhadap David, anak salah satu pengurus organisasi GP Ansor. Dandy diketahui merupakan anak dari pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo. Melihat dari sisi otomotif, ada apa saja di garasi Rafael?

Berdasar informasi yang beredar, Rafael Alun Trisambodo diketahui merupakan Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jakarta II. Dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rafael memiliki total kekayaan senilai Rp 56.104.350.289. Harta itu dia laporkan pada periode 17 Februari 2022/Periodik -2021.

Dari total kekayaan tersebut, sekitar Rp 51.937.781.000 merupakan harta berbentuk tanah dan bangunan. Kemudian harta bergerak lainnya senilai Rp 420.000.000, lalu surat berharga senilai Rp 1.556.707.379, kas dan setara kas Rp 1.345.821.529, dan harta lainnya senilai Rp 419.040.381.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian untuk harta berupa alat transportasi dan mesin, Rafael tercatat hanya melaporkan 2 unit mobil, pertama ada mobil sedan Toyota Camry tahun 2008, berstatus hasil sendiri, dengan taksiran harga Rp 125.000.000, kedua mobil Toyota Kijang tahun 2018, hasil sendiri, dengan taksiran harga Rp 300.000.000.

Dandy Menggunakan Jeep Rubicon

Dikutip dari detikNews, sebelumnya Dandy diketahui memakai mobil Rubicon bernopol B-120-DEN saat melakukan penganiayaan David. Mobil tersebut tidak tercantum dalam laporan harta kekayaan ayahnya. Malah belakangan diketahui nopol Rubicon tersebut ternyata bodong.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan, hal ini diketahui setelah dilakukan cek fisik kendaraan di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

"Ketika itu mobil ini menggunakan pelat nomor ini B-120-DEN, kemudian setelah dilakukan cek fisik nomor rangka dan nomor mesin oleh petugas dari Direktorat Lalu Lintas, maka nomor polisi ini tidak sesuai dengan peruntukannya ini," ujar Ade Ary dalam jumpa pers di Mapolres Metro Jaksel, Jakarta, Selasa (22/2/2023).