Chef Arnold Pertanyakan Pengguna Fortuner-Pajero Serasa Punya Jalan, Gegara Ini?

ADVERTISEMENT

Chef Arnold Pertanyakan Pengguna Fortuner-Pajero Serasa Punya Jalan, Gegara Ini?

Tim detikcom - detikOto
Selasa, 13 Des 2022 16:11 WIB
Komparasi Toyota Fortuner Vs Mitsubishi Pajero Sport
Pengguna Dua SUV Ladder Frame Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport sering dicap arogan (Foto: Muhammad Hafizh Gemilang)
Jakarta -

Chef Arnold Poernomo mempertanyakan pengguna Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport yang kerap arogan di jalan raya. Citra arogan para pengguna dua SUV ladder frame itu sudah terbentuk lama. Apalagi citra itu diperburuk oleh oknum pengguna Fortuner-Pajero Sport yang memakai strobo dan sirene ilegal.

Di akun Twitter, Chef Arnold mempertanyakan alasan kebanyakan pengguna Pajero dan Fortuner seperti punya jalan sendiri.

"Kenapa kebanyakan orang yang nyetir Pajero sama Fortuner itu kalo nyetir kaya yang punya jalan sendiri? Suka mepet2, klakson2, motong2 kaya yang punya jalan sendiri...emg bapak lo doang yang punya jalanan?," cuit Chef Arnold.

Menurut praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI),Sony Susmana, mengemudi mobil dengan dimensi yang lebih besar secara tidak langsung memberikan pengaruh psikis kepada pengendaranya. Makanya, pengguna mobil bongsor seperti Fortuner dan Pajero Sport banyak yang dicap arogan, meski tidak semuanya begitu.

"Untuk menjadi arogan salah satunya memerlukan kendaraan yang tinggi, kuat dan besar. Bahkan warna dapat mempengaruhi juga. Sehingga pengemudi lain malas dekat-dekat mencari masalah, bukan ciut ya," katanya.

Dijelaskan Sony, saat mengendarai mobil dengan bodi lebih besar pengendara merasa harus mendapat prioritas di jalan. Terlebih ketika terjadi kontak fisik. Mengendarai mobil SUV semacam Fortuner dan Pajero Sport juga membuat pengendara lebih percaya diri.

"Berbentuk tinggi akan terlihat mampu menjangkau semuanya sehingga merasa memiliki kelebihan daripada kendaraan lainnya. Berbentuk besar, pengemudi merasa lebih harus mendapat prioritas dari yang lainnya," tambah Sony.

Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu mengatakan cap arogansi menempel jika oknum pengendara mobil tersebut melanggar norma atau bertabrakan dengan aturan. Hal ini berlaku tak hanya untuk mobil SUV saja.

Desain mobil yang cenderung lebih bongsor juga mempengaruhi kepercayaan diri pengemudi. Akademisi dari Institut Teknologi Bandung ini menyebut mobil SUV ladder frame masuk kategori kendaraan alpha, menjadi lebih berani dan kuat.

"Desain yang ekspansif cenderung membangun citra power yang semakin dominan dan 'alpha'. Semua itu dihasilkan dari citra non-verbal melalui dimensi, visual, audio, dan merek yang merepresentasikan citra eksklusif. Menjadi berbeda dan menjadi di atas yang lainnya," kata Yannes.

Lebih lanjut ia mengungkapkan dengan desain mobil yang lebih kekar, tak jarang pemiliknya menyalahgunakan demi kepentingan sepihak. Ia mengatakan pemilik mobil SUV itu seakan menjadi sosok yang merasa lebih berkuasa.

"Jika pada awalnya desain yang ekspansif (dan eksklusif) dikonsumsi orang untuk memberikan penghargaan terhadap prestasinya, selanjutnya desain yang ekspansif tersebut cenderung akan mempengaruhi karakteristik psikologi pemakainya. Ia akan cenderung berperilaku seakan-akan semakin hebat, kuat, berdaya dan berkuasa atas yang lainnya," jelas Yannes.



Simak Video "Chef Arnold Gabung Partai Perindo"
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/dry)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT