Aksi copet di bus antar kota kerap terjadi. Biasanya para pelaku copet mengincar barang bawaan berharga penumpang, seperti handphone, dompet, atau perangkat mahal lainnya seperti laptop. Bagaimana cara menjaga barang bawaan agar aman selama perjalanan menggunakan bus?
Ketua Umum BisMania Community, Zaenal Arifin, mengatakan, yang harus dilakukan ketika naik bus sendirian adalah jangan mudah kenal dengan orang lain di bus. Karena kita tidak tahu, apa motif orang tersebut. Oleh karena itu, kita harus berkenalan secara wajar.
"Selanjutnya, jangan bawa barang-barang berharga. Jikapun harus bawa perlengkapan kerja seperti laptop, maka tasnya harus dikasih gembok ukuran kecil, jangan polosan nggak pakai gembok," saran Zaenal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zaenal menyarankan supaya tas yang sudah digembok tadi agar diletakkan di bagasi atas atau bagasi bawah. "Nah, kalau tas mau taruh di bagasi bawah, saran saya minta label kepemilikan barang (kepada kru bus). Jadi kayak kargo gitu, jadi ketika orang mau ngambil, ketahuan, ini punya siapa, ini punya siapa, ini pemiliknya di kursi nomor sekian. Begitu," sambungnya.
Sementara untuk benda berharga lainnya seperti handphone atau dompet, menurut Zaenal masih aman-aman saja jika ditaruh di saku celana atau baju. Karena copet yang mengincar dompet biasanya hanya ada di bus-bus ekonomi dengan trayek AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi).
"Untuk hape dibawa masih aman sih. Kalau dompet, lebih baik di dompet nggak usah diisi uang tunai (dalam jumlah besar ya). Jadi di dompet diisi uang kecil dan kartu-kartu KTP, SIM, dan lain-lain. Kalau dompet itu biasanya diincar copet-copet di bus ekonomi, bumel, dan sebagainya. Kalau di bus AKAP, biasanya copet mengincar barang elektronik seperti hape atau laptop," jelas Zaenal.
Selain tindakan preventif, penumpang bus juga bisa memperhatikan kode-kode yang diberikan sopir bus atau kru bus ketika ada copet di dalam bus yang ditumpangi. Biasanya sopir bus akan memberikan beberapa kode, seperti menyalakan lampu utama, memutar musik dengan volume tinggi, atau mengendarai bus secara zig-zag atau dengan cara menggoyangkannya ke kanan-kiri. Itu dilakukan sopir bus supaya penumpang tetap terjaga dan waspada dari para copet.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah