Nasib Pertalite Usai Naik Harga: Diklaim Jadi Boros, Cepat Menguap, Jadi RON 86

ADVERTISEMENT

Nasib Pertalite Usai Naik Harga: Diklaim Jadi Boros, Cepat Menguap, Jadi RON 86

Tim detikcom - detikOto
Selasa, 11 Okt 2022 09:54 WIB
Begini Uji Kualitas BBM Pertamina dari Terminal hingga SPBU
Pertalite terus dihujani komentar miring usai harganya naik Rp 10.000 per liter. (Foto: Dok. Pertamina)
Jakarta -

Harga Pertalite per 3 September 2022 naik menjadi Rp 10.000 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter. Tak berselang lama setelah harganya naik, Pertalite diberondong banyak rumor yang kurang mengenakkan. Pertama Pertalite dituding lebih boros.

Keluhan itu ramai-ramai disampaikan oleh sejumlah pengguna Pertalite di jagat dunia maya seperti Facebook dan Twitter. Beberapa di antaranya mengaku mengisi Pertalite dengan jumlah volume yang sama namun habis lebih cepat. Kualitas Pertalite pun banyak dipertanyakan setelahnya. BBM RON 90 andalan Pertamina itu disebut lebih cepat menguap makanya penggunaannya boros.

Pertamina kemudian mengklarifikasi bahwa tidak ada perubahan spesifikasi yang dilakukan. Artinya, secara kualitas Pertalite tetap sama. Pertamina juga menjamin bahwa seluruh produk BBM yang disalurkan ke SPBU ataupun Pertashop sesuai dengan spesifikasi. Pun bila spesifikasinya tidak sesuai, tidak mungkin dijual ke pasaran.

Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 Yang dipasarkan di dalam negeri.

"Batasan dalam spesifikasi Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP). Saat ini hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal)," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting kala itu.

Pemerintah juga sudah melakukan pengujian terkait standar dan mutu Pertalite yang dipasarkan di dalam negeri. Sebagai tahap awal, sampel Pertalite di 6 SPBU diambil dan diuji di Lemigas. Hasilnya, Pertalite masih sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

"Dengan ini tidak terindikasi adanya batasan mutu off-spec. Semuanya on-spec," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.

Belum mereda soal kabar Pertalite boros, baru-baru ini muncul tudingan bahwa RON Pertalite bukanlah 90 melainkan 86. Seorang pengguna Twitter mengunggah sebuah foto BBM berwarna hijau bening dalam sebuah botol yang diduga Pertalite, namun dites dengan alat digital hasil RON-nya 86.

"Pertamina tidak dapat memastikan alat yang digunakan dalam pengujian RON. Jika alat yang digunakan tersebut adalah Oktan Analyzer Portable, alat tersebut juga harus terbukti sudah terkalibrasi menggunakan certified reference material secara berkala," jelas Irto.

Adapun dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh Lemigas, Pertalite memiliki oktan di atas 90. Misalnya angka oktan di SPBU Abdul Muis 90,5, di Sunter 90,1, di S.Parman 90,2 di Lenteng Agung 90,6, Taman Mini masing-masing 90,7, dan 90,6.

Ahli Konversi Energi ITB Tri Yuswidjajanto dalam tayangan Kelas Pertamina menjelaskan, alat ukur oktan yang dijual di pasaran memang tidak bisa dijadikan acuan angka oktan. Untuk mengukur kepastian angka oktan, bisa menggunakan alat bernama Coordinating Fuel Research (CFR).

Dalam tayangan itu, sampel Pertamax Turbo diuji dengan alat pengukur oktan portabel dan juga CFR. Hasilnya, pada alat portabel menunjukkan Pertamax Turbo memiliki RON 87 sementara dari hasil CFR bilangan oktannya 98,29.

"Mesin CFR adalah alat uji oktan yang berlaku internasional dengan cara kerja menduplikasi pembakaran di dalam mesin sehingga bisa membuktikan ketahanan bahan bakar terhadap ngelitik, hasil ujinya bisa dijadikan acuan. Kalau alat ukur oktan yang beredar di pasaran bekerja dengan prinsip fisika, kimia bahan bakar, sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan sebagai acuan," jelas Tri.



Simak Video "Jangan Salahkan Pertalite, Mungkin Ini yang Bikin Kendaraan Jadi Lebih Boros!"
[Gambas:Video 20detik]
(dry/din)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT